Si Kepala Botak dalam Al Qur'an

Kamis, 24 November 2011

Alhamdulillah rencana ngumpul bareng teman sekampung di bumi kinanah terlaksana juga. Meskipun beberapa kali sempat tertunda karena kesibukan masing-masing. Agenda ngumpul ini sebenarnya adalah ajang dalam untuk saling mengingatkan antara satu sama lain bahwa kita semua akan kembali ke kampung halaman kita dan untuk itu harus mempersiapkan bekal sebaik mungkin. Agar ketika di kampung kita benar-benar menjadi harapan masyarakat dan menjadi bagian dari solusi dan bukan menjadi part of problem tapi jadilah part of solver.

Sore itu acara dimulai dengan membaca surat Al Kahfi secara bergantian sebanyak lima ayat-lima ayat. Setelah itu masing-masing kami mentadabburi isi kandungan dari surat Al Kahfi. Ternyata surat Al Kahfi ini benar-benar luar biasa. Sebab di dalamnya bercerita tentang pemuda-pemuda Al Kahfi yang teguh memegang keimanan dan terasing di dalam gua.

Membaca surat ini saya jadi teringat sebuah syair nasyid yang selalu didendangkan oleh Izzatul Islam "Dimana dicari pemuda kahfi...terasing demi kebenaran hakiki" Ingin rasanya kujawab bahwa pemuda kahfi ada di sini. Insya Allah!

Ada sebuah kisah yang sangat menarik dalam acara tadabbur kali ini. Bang Irsyad salah senior kami bercerita tentang seorang Dosen sekuler di Turki pada saat itu berusaha menanamkan pemikiran-pemikiran sekulernya kepada para mahasiswanya. Ia bertanya kepada seluruh mahasiswanya. Al Quran mengatakan bahwa di dalamnya tercakup segala hal. Coba kalian cari ayat mana yang menyebutkan kepala botak saya ini dalam Al Qur'an! Kebetulan dosen ini kepalanya botak.

Alhamdulillah pada saat itu ada seorang mahasiswa yang cerdas dan hafal Al Qur'an dan menjawab pertanyaan sang doktor tersebut. "Ada Pak, coba bapak buka surat Al A'raf ayat 58" jawabnya. Ayat itu berbunyi "Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (kami) bagi orang-orang yang bersyukur."

Doktor tersebut langsung diam tak bisa lagi menjawab. Maksud mahasiswa tadi adalah menyindir doktor tersebut yang sudah melecehkan Al Qur'an. Dan mahasiswa tersebut mengibaratkan kepala doktor itu dengan tanah yang tidak subur dan tanamannya tumbuh dengan merana. Artinya isi kepala doktor tersebut hanyalah kedengkian dan kebencian terhadap Al Qur'an. Bukan berarti setiap orang yang kepalanya botak isinya tidak baik. Dosen di Al Azhar juga banyak yang kepalanya botak tapi isinya luar biasa.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

wwaaah artikelnya bagus :) itu doktornya bisa tuh dipakein obat penumbuh rambut biar kepalanya ga berisi kedengkian dan kebencian lagi :)

Posting Komentar

 
© Copyright 2010-2011 Generasi Rabbani All Rights Reserved.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.