Tibalah Giliran Kita

Kamis, 17 November 2011

Ada semangat yang memancar dari wajah-wajah mereka. Semangat untuk menjadi pengisi peradaban dan pelaku sejarah. Merekalah pemuda-pemuda Islam yang mempunyai energi luar biasa yang berasal dari kekuatan ruhaninya. Semangat mereka seperti Yahya Ayyash, Syekh Ahmad Yasin yang ringkih tapi gigih dalam memperjuangkan kemerderkaan Palestina.


Nama-nama mereka terpahat kuat dalam lembaran sejarah. Apa sebenarnya yang membuat mereka selalu dikenang sampat detik ini. Padahal jasad mereka sudak tidak ada lagi di muka bumi. Bahkan tak ada bedanya mereka dengan kita, sama-sama manusia yang diberikan Allah waktu 24 jam. Tapi akankah kita akan dikenang oleh orang lain setelah kita mati. Atau hanya tertulis nama dan tanggal wafat di atas batu nisan tanpa ada prestasi apapun di dunia ini.

Sejenak mari kita renungi ayat-ayat Al Qur'an yang menjadi hidayah bagi manusia. Ada ayat yang mencatat nama-nama orang baik seperti Nabi Ibrahim, Nabi Muhammad, Ashabul Kahfi dan sederet nama lainnya yang tercantum dalam Al Qur'an. Selain itu juga ada nama-nama orang yang termaktub dalam Al Qur'an sebagai orang-orang merugi seperti Fir'aun, Haman, anak Nabi Nuh, Abu Lahab dan lain-lain.

Kenapa nama mereka diabadikan dalam Al Qur'an, sehingga dikenang sepanjang masa. Mari kita tadubburi kisah Nabi Ibrahim dalam Surat As Shaffat. Pertama: "(lngatlah) ketika ia datang kepada Tuhannya dengan hati yang suci (84)". Yha, untuk menjadi orang-orang yang dikenang sejarah harus mempunyai hati yang suci, hati yang tidak ada padanya sifat dengki, riya', dendam dan penyakit hati lainnya.

Kedua: (Ingatlah) ketika ia Berkata kepada bapaknya dan kaumnya: "Apakah yang kamu sembah itu ? (85). Sifat kedua yang harus dimiliki para pelaku sejarah adalah mempunyai kontribusi sosial. Lihatlah Nabi Ibrahim yang berdakwah kepada ayahdan kaumnya. Ia mempunyai sifat peduli kepada lingkungan. Bergaul dengan masyarakat, mengajak mereka kepada jalan kebenaran. Bukan mereka yang hanya beribadah saja tanpa mau peduli dengan nasib orang lain.

Ketiga: Lalu ia memandang sekilas ke bintang-bintang (88). Dalam ayat ini Allah menyuruh kita untuk mentabburi alam semesta ini. Sebab Matahari, bulan, bintang, bumi dan seisinya merupakan tanda-tanda kebesaran Allah. Tidak mungkin siang berubah menjadi malam, matahari terbit dari timur dan tenggelam di barat tanpa ada yang mengatur segalanya. Yha, jadilah orang yang selalu berpikir atas semua ciptaan Allah.

Keempat: Ibrahim berkata: "Apakah kamu menyembah patung-patung yang kamu pahat itu ? (95). Nabi Ibrahim begitu cerdas dalam berdakwah yang membuat kaumnya menjadi berpikir. Tidak mungkin patung besar itu menghancurkan patung yang lainnya. Artinya untuk menjadi pelaku sejarah kita harus cerdas. Cerdas dalam berdiplomasi  dan berdakwah. Dan semua itu memerlukan yang namanya ilmu pengetahuan. Baik pengetahuan agama maupun pengetahun umum.

Kelima: Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya Aku melihat dalam mimpi bahwa Aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar" (102).

Lihatlah betapa bijaknya baginda Nabi Ibrahim dalam menjelaskan perintah Allah kepada anaknya. Ia tidak langsung mengatakan bahwa Allah memperintahkanku untuk menyembelihmu. Akan tetapi ia berdialog dengan sang anak, bagaimanan pendapatnya. Begitulah para pengukir sejarah. Mereka adalah orang-orang yang bijak dalam berbuat.

Sekarang tibalah giliran kita untuk mengukir sejarah. Orang-orang yang selalu dikenang dengan sejuta kebaikannya bukan mereka yang dikenang karena keburukannya. Mari kita mencontoh baginda Nabi Ibrahim sehingga kisahnya diabadikan sejarah dalam Al Qur'an.

Akhrie Robbani
Tadabbur Pagi Ini, 18 November 2011

0 komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright 2010-2011 Generasi Rabbani All Rights Reserved.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.