Yalla Ya Shabab

Selasa, 29 November 2011

Bismillah

Bagi kawan-kawan yang kuliah di Mesir, sepertinya tak asing lagi dengan kata-kata "Yalla". Sebab kata-kata itu hampir setiap hari kita dengar dari orang-orang Mesir. Baik di dalam bus ketika berangkat kuliah, di toko, di pasar bahkan hampir di setiap tempat.

Kalau diartikan secara leterlet kata "Yalla" maksudnya adalah "Mari" atau kadang bisa juga berarti "Ayo Cepat!". Tergantung kalimatnya, contohnya "Yalla Ya Habibi" artinya "Ayo cepat Sayang". Sebenarnya kata Yalla ini adalah terambil dari bahasa amiyah (pasaran) Mesir. Jika kita ingin mengucapkannya dalam bahasa Arab fushah adalah dengan "Haya Bina" atau bisa juga "Bis sur'ah".


Tapi dalam tulisan ini, saya tidak ingin membahas panjang kata-kata "Yalla" dari segi bahasa. Insya Allah saya mencoba untuk menguraikan makna dari kata-kata Yalla Ya Shabab. Kalau diterjemahkan secara bebas ke dalam bahasa Indonesia maknanya adalah "Ayo Wahai Pemuda".

Yap, Islam tengah merindukan pemuda-pemuda yang energik dan cerdas. Pemuda yang memiliki keberanian dan cita-cita yang tinggi. Bukan shabab-shabab yang hanya berpangku tangan dan tidak punya karya.

Selain itu para pemuda muslim mempunyai karakter sopan dan penuh kasih sayang, ringan dalam kebaikan dan murah hati. Jauh dari kesombongan, setiap kali bertemu dengan para pemuda muslim, bibir mereka selalu tersenyum. Wajahnya mengingatkan kita pada Allah dan akhirat.

Yalla Ya Shabab...Hanal Waqt li Yanhad, saatnya kita bangkit dari semua kemalasan yang melalaikan dari tugas besar dan menyadari bahwa kita bukanlah anak kecil yang harus disuapi setiap hari. Kita mesti banyak belajar dari perjuangan rakyat Palestina. Anak-anak mereka bagaikan laki-laki dewasa dan para pemuda mereka adalah para pahlawan. Pahlawan mereka adalah para tokoh-tokoh besar seperti Syaikh Ahmad Yassin, Dr Abdul Aziz Ar Rantisi, Yahya Ayyash dll.

Tapi sayang kebanyakan kita masih belum sadar bahwa saat ini kita sedang menghadapi musuh.  Yha musuh..segala sesuatu yang merintangi jalan kita menuju puncak kesuksesan adalah musuh besar yang harus kita kalahkan. kita masih sering terlena dengan segala buaian nafsu dan fasilitas yang ada padahal orang-orang besar itu lahir dari melihat realita yang ada. ia terus bergerak memberikan kontribusi semampunya.
Kita terlalu sering disibukkan dengan hal-hal yang remeh temeh. Padahal masih banyak PR umat yang mesti kita kerjakan. Waktu kita hanya sedikit dibandingkan kewajiban. “Al Wajibatu Aktsaru Minal Auqat” begitu kata Imam Syahid Hasan Al Banna.

Yalla Ya Shabab...Ishlah nafsak wad'u ghairak! Nasib umat ini tak kan pernah berubah kecuali oleh tangan-tangan yang selalu bekerja siang malam dengan penuh keikhlasan dan ketekunan. Mereka adalah pemuda-pemuda yang selalu berusaha memperbaiki diri dan mengajak orang lain kepada jalan kebaikan dan kebenaran. Semoga kita termasuk diantaranya. Amin…





0 komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright 2010-2011 Generasi Rabbani All Rights Reserved.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.