Tak Ada Beda Antara Kita

Kamis, 01 Desember 2011

Seperti biasa setiap sore kamis saya punya jadwal khusus untuk latihan bela diri. Hal ini bertujuan untuk menyehatkan tubuh agar tetap bugar dan kuat, sehingga bisa beribadah dengan tenang. Selain itu, yha itung-itung buat jaga diri jika ada musuh-musuh Allah yang akan merintangi dakwah Islam ini (ceilah..)

Saya datang ke lapangan sekitar pukul 16:00 sore, ternyata belum ada satupun anggota yang datang. Saya coba menghubungi Sopian, "hallo...ente dimana sul?" Ana lagi lapangan bentar lagi ke situ" Oke lah jawabku. Sambil menunggu Sopian dan teman-teman lain saya coba untuk memanfaatkan waktu dengan baik, supaya tak ada sedetik pun yang terlewatkan dengan sia-sia. Saya rogoh tas tenteng, Upss...ternyata saya lupa bawa lupa Al Qur'an. Untung saya ada bawa hape sehingga bisa baca Al Qur'an lewat hape.

Allahu Akbar...Allahu Akbar...Adzan maghrib berkumandang di seantero Kairo. Saya dan kawan-kawan berniasiati untuk melakasanakan sholat maghrib dulu, setelah baru dilanjutkan dengan latihan bela diri tapak suci.

Sore itu datang seorang kawan Mesir yang juga ikutan latihan bela diri. Kebetulan dia juga seorang siswa di Puskin (Pusat kebudayaan Indonesia). Dan disana juga diajarkan kebudayaan silat bela diri sebagai salah satu kebudayaan Indonesia. Selain itu dia juga bisa bahasa Indonesia. Ternyata banyak juga orang-orang Mesir yang belajar bahasa Indonesia. Mungkin mereka tertarik dengan kekayaan kebudayaan Indonesia. Sebab tak jarang Kedutaan Besar Indonesia di Kairo membuat acara kebudayaan dan mengundang negara-negara lain.

Meskipun cuaca dalam keadaan dingin. Kami tetap bersemangat dalam latihan. Sebab ini adalah salah satu cabang olahraga yang penting. Apalagi sekarang di Mesir semakin banyak pencurian dan perampasan. Maka harus bisa bela diri dan keberanian. Sebab seorang mujahid itu harus punya bela diri dan berani. Tul nggak?

Hari ini saya hanya mengulang jurus-jurus yang diajarkan kemarin. Karena minggu depan saya akan menghadapi ujian kenaikan tingkat. Sekarang saya masih sabuk kuning melati satu. Jurus-jurusnya lumayan banyak yang harus dihafalin. Diantaranya gerak dasar A sampai F, langkah segitiga, langkat segiempat, jurus paku-paku, gerak wajib.

Usai latihan kami ditraktir oleh Abdul Aziz kawan dari Mesir untuk minum ashob. Orang Mesir memang suka nraktir, apalagi kalo udah deket. Mereka tak segan-segan untuk memberikan bantuan kepada kita. Itulah salah satu kelebihan orang Mesir yang tahu dengan agama.

Dengan menaiki tramco saya dan kawan-kawan pulang. Saya berhenti tepat di depan mahattoh Bawwabah tsaniah. Sepertinya kawan-kawan di rumah masih banyak yang diluar, sebab lagi ada acara di American Future sore ini. Saya putuskan untuk makan diluar saja. Karena kemungkinan tak ada yang masak malam ini.

"Aiz arruz wa rubbu' firokh" pintaku kepada salah satu pelayan di rumah makan ala Mesir. Saya duduk di kursi paling luar. Beberapa menit kemudian datang dua orang kulit putih dan kulit hitam menghampiri untuk duduk bersama. Sebab dalam satu meja ada empat kursi. Dengan sedikit berbasa-basi saya persilahkan untuk makan bersama.

Setelah ngobrol perkenalan dengan mereka. Ternyata yang bapak yang kulit putih berasal dari Amerika. Dan yang kulit hitam berasal dari Somalia akan tetapi tinggal di Inggris. Sebab kebanyakan orang Somalia hijrah ke negara-negara Eropa dikarenakan negara mereka yang dilanda perang yang berkepanjangan.

Oh yha, ternyata bapak dari Amerika ini, istrinya orang Indonesia. Jodoh memang misteri. tak ada yang tahu. hehe. Sungguh, nikmat yang luar biasa bisa berkenalan dengan berteman dengan orang-orang luar negeri. Terutama mereka yang punya semangat beragama yang kuat. Seakan tak ada sekat diantara kita. Karena kita mempunyai akidah yang sama, nabi yang sama dan kitab yang sama.

Kulit hitam, kulit putih, kaya, miskin, orang barat, orang timur, tak ada beda diantara kita. Semua kita sama. Yang membedakan kita hanyalah ketakwaan dihadapan Allah. Masya Allah...inilah nikmat ukhuwah Islamiah. Dari manapun negaranya, asalkan dia muslim. Maka dia adalah saudara kita. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?





0 komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright 2010-2011 Generasi Rabbani All Rights Reserved.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.