Terus Gue Harus Bilang Wow Gitu

Selasa, 28 Agustus 2012 | 0 komentar



Anak muda sekarang memang punya banyak bahasa alay untuk mengungkapkan perasaan mereka. Dulu kita sering mendengar kata-kata "Galau" sekarang berubah menjadi sebuah kalimat "Terus Gue Harus Bilang Wow Gitu". Tampaknya kalimat ini menggambarkan isi hati seorang remaja yang ingin selalu diperhatikan, disanjung dan puji. Ya nggak? Apalagi kalo sampe yang bilang wow adalah cewek manis bisa-bisa fly. hehe

Sobat fillah, kalau hidup ini hanya untuk mencari perhatian dan penilaian manusia kita bakalan capek. Sebab, segala sesuatu yang kita kerjakan niatnya hanyalah untuk diliat manusia. Kalo nggak ada orang yang liat kita nggak kerja, tapi pas ada orang lain sok rajin, sok khusyuk dan sok-sok lainnya. Itulah yang disebut dengan riya'. Sepele memang tapi kalo nggak hati-hati bisa bikin brekele.

Tak ada salahnya memang ketika ada orang lain yang memuji pekerjaan kita. Tapi yang salah adalah ketika niat kita sudah berubah. Awalnya memang ikhlas semata-mata mencari ridho Allah, lambat laun bisa berubah jika kita tidak menjaga niat kita. Makanya disunnahkan untuk selalu mentajdid niat ketika ingin melakukan sesuatu. Bahwa apapun yang kita lakukan hanyalah untuk Allah bukan untuk mencari perhatian manusia. Sehingga ada atau tidak ada orang yang memuji kita tetap dan selalu beramal.

Sebenarnya kata-kata wow adalah kata yang menggambarkan sebuah ketakjuban ketika melihat sesuatu. Tapi di dalam Islam kita punya banyak kalimah thayyibah untuk menggambarkan sesuatu yang luar biasa. Seperti kata-kata "Masya Allah". Seorang muslim yang baik tentu akan berprilaku sesuai dengan nilai-nilai Islam. Jadi alangkah bagusnya jika kata-kata wow kita ganti menjadi masya Allah. Artinya adalah semua yang terjadi adalah kehendak Allah. Tanpa ada campur tangan Allah mustahil sesuatu itu akan terjadi. Semuanya sudah diatur oleh Sang Maha Kuasa.

From now, mari sama-sama kita tajdid niat setiap melakukan sesuatu. Apapun yang kita kerjakan semata-mata hanyalah untuk mencari keridhoan Allah. Sebab kata-kata wow dari manusia tak akan bermanfaat di akhirat kelak. Semua amal yang kita kerjakan akan menjadi sia-sia kalau hanya mengarapkan "wow" dari manusia. Semoga Allah menerima segala amal ibadah kita. Amin... 



Akhrie Rabbani
Kampung Sepuluh, 29 Agustus 2012

Agar Istiqomah di Jalan-Nya

Selasa, 21 Agustus 2012 | 0 komentar


Bro and Sis rahimakumullah...nggak terasa yha. Ramadan telah berlalu dari hadapan kita. Seneng nggak...? bukannya sedih malah seneng? Ramadan bulan yang selalu di nanti kini telah pergi meninggalkan kita. Semoga saja kita termasuk orang-orang yang dibebaskan dari api neraka. Amin. 

Dulu pas Ramadan, jauh sebelum subuh datang kita udah pada bangun. Ada yang sholat tahajjud, baca Qur'an, dan ibadah lainnya. Dan ada juga yang masak-masak  nyiapin buat sahur. Terutama nih, anak-anak yang jauh di perantauan. Kayak kita-kita nih, maklum masih bujangan (hehe). Luar biasa sekali Ramadan yang telah berhasil merubah pola hidup kita sebelum Ramadan. Tapi kini ia telah pergi...akankah kita kembali sama seperti sebelum Ramadan? tanyakan pada rumput yang bergoyang..lho? maksudnya pada diri masing-masing.Gitu aja kok repot!

Lebaran, Sungai Nil dan Open House

Senin, 20 Agustus 2012 | 0 komentar

Cairo in the night

Pertama kalinya aku sholat Idul Fitri di KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia). Selama aku belajar di Mesir belum pernah KBRI mengadakan Sholat Id di Garden City. Maklum, jarak antara ambassy (kata kawanku orang Malaysia) dan tempat mahasiswa tinggal lumayan jauh. Oleh sebab itu setiap tahunnya KBRI mengadakan sholat Idul Fitri dan Idul Adha biasanya di Masjid As Salam. Salah satu masjid terbesar di daerah Nasr City.

Tapi tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Sholat Id diadakan di lapangan Kedutaan Besar Indonesia yang berada di Garden City, persis disamping sungai Nil yang membelah kota Kairo. Nggak heran kalo Kairo tampak cantik sekali pada malam hari. Beda dengan siang harinya, Kairo tampak ganteng sekali, hehe. (kok nggak nyambung gitu). Maksudnya lebih keren lagi siangnya, soalnya khan gedung-gedung di Kairo dengan satu warna, yaitu warna debu. ;-)

Aku berangkat dari Nasr City pukul enam pagi, kebetulan KBRI menyediakan jemputan bagi yang ingin sholat di sana. Setelah rapi-rapi dan mengganteng :) aku berangkat dari rumah menuju jalan raya untuk menunggu jemputan. Sekitar sepuluh menit datang sebuah mini bus. Tampaknya ini dia jemputan KBRI pikirku. Ternyata benar, tapi sayang busnya sudah hampir penuh bahkan tak ada lagi tempat duduk kecuali satu buah kursi kosong di tengah. Sedangkan pagi itu aku berangkat dengan seorang teman. Kupersilahkan sahabatku untuk duduk sedangkan diriku berdiri seorang diri (cieeh). Kubayangin aja saat itu sedang berangkat ke kuliah naik bus 80 coret yang penuh dengan penumpang.  

Sampai di KBRI sudah banyak mahasiswa dan mahasiswi Indonesia yang datang. Begitu juga dengan WNI yang berada di Mesir. Kawasan kedutaan Indonesia lumayan gede, jadi bisa buat sholat Id berjamaah. Kebetulan khatib-nya adalah Prof. Sangidu. M.Hum. Beliau adalah Atase Pendidikan di kedutaan. Isi ceramahnya lumayan keren, beliau membahas masalah penciptaan manusia. Mulai dari alam rahim, alam nyata dan alam kubur. Mengingatkan kita kembali kemana tujuan kita sebenarnya.

Setelah selesai sholat Id ada ramah tamah. Semua mahasiswa saling bermaaf-maafan dengan bapak-bapak KBRI. Sungguh suasana Idul Fitri di Kairo seakan di Indonesia. Abis salam-salaman langsung disuguhi makanan. Apalagi kalau bukan nasi sama ayam. Makanan favoritku ayam goreng. Sama seperti Upin dan Ipin...hehe. 

Minal Aidin wal Faizin begitu sapa setiap teman-teman yang aku jumpai di KBRI. Alhamdulillah di sini aku punya teman-teman luar biasa dari seluruh nusantara. Meskipun lebaran kali ini jauh dari keluarga. Merekalah yang bisa menghibur hati ketika sedih. Itulah sahabat. Makanya silaturrahim dan komunikasi itu penting, karena bisa menambah koneksi dan link. Apalagi kalau sudah nusantara, kemana-mana enak. tinggal kontak teman yang berasal dari daerah yang ingin kita kunjungi. Nggak perlu nyewa hotel segala. Insha Allah tempat tinggal dan makan gratis...hehe.

Oh yha, abis makan-makan dan silaturrahim dengan teman-teman sejawat. Aku diajak oleh teman-teman untuk naik kapal di sungai Nil..Asyeek...Pemandangan dari sungai Nil begitu indah sekali. dengan dikelilingi gedung tinggi. Salah satu gedung tertingginya adalah Hotel Four Season dan Cairo Tower. Memang daerah sekeliling Nil terdapat banyak hotel mewah. Sebab Kairo memang dikenal kota wisata oleh para turis.

Hampir sejam kami berada terapung di atas sungai Nil menikmati indahnya Sungai Nil. Di tepi-tepi sungai terdapat beberapa kapal besar. Kapal ini berfungsi sebagai restaurant. Dan konon kabarnya di sinilah banyak tari perut. Apaan seeh? mana gue tahu! mau tari perut, tari kepala, tari kaki. Emang gue pikirin :)

Akhirnya kami kembali pulang ke Nasr City dengan diantar pake Coster KBRI. Lebaran di Kairo memang penuh warna warni. Di tengah perjalanan aku melihat anak-anak muda Mesir ramai mengunjui Hadiqah Dauliah. Sebuah taman internasional di Kairo. Sudah menjadi tradisi di sini kayaknya. Setiap perayaan hari raya, orang-orang Mesir mengunjungi taman. Beda dengan budaya kita di Indonesia yang setiap Idul Fitri banyak yang mengunjugi kebun binatang dan tempat wisata lainnya. Bahkan selesap sholat Id orang-orang Mesir menyediakan tempat bermain anak-anak sambil bagi-bagi hadiah berupa mainan.

Satu lagi budaya kita di Indonesia setiap Idul Fitri selalu mengadakan ziarah kubur. Padahal tidak mesti saat lebaran kan? Sebab kata Rasul hari lebaran itu adalah hari yang berbahagia. Lalu kenapa harus bersedih dengan pergi ke kuburan. Wallahu'alam entah kapan tradisi ini ada di negeri kita.

Sampai di rumah adzan zuhur berkumandang. Akupun pergi sholat ke masjid terdekat. Di sana banyak kawan-kawan Malaysia yang tengah mengikuti pengajian dengan Syekh Nuruddin Al Banjari. Teman-teman Malaysia memang sangat menghormati sekali para syekh. Syekh Nuruddin ini adalah orang Banjar Indonesia. Akan tetapi banyak mengisi pengajian kawan-kawan dari Malaysia.

Abis sholat Ashar aku dan kawan-kawan menuju salah satu rumah Ustad. Namanya ustad Joko Sumaryono, beliau adalah salah seniorku di Al Azhar, tapi sekarang S2 di Cairo University dan menjadi salah satu local staff di KBRI. Beliau mengundang kami untuk makan-makan di rumahnya. Alhamdulillah, satu lagi nikmat Allah bisa mencicipi mie ayam kesukaanku. Kebetulan rumah beliau terletak di hay Tsamin. Jadi kami berangkat ke sana menggunakan taksi. Sebab hari lebaran gini hanya sedikit bus yang beroperasi.

Adzan sholat Isya' berkumandang, aku dan kawan-kawan minta izin pamit dengan Ustad Joko. Sebelum pulang kami sholat Isya dulu di masjid Faidurrahman. Salah satu masjid favorit orang-orang Rusia. Maksudnya yang sholat di sini kebanyakan adalah orang-orang Rusia. Abis sholat kami berangkat menuju simpang manhal untuk menunggu bus yang ke arah bawwabah. Tapi sebelum itu kami menikmati Jus Alpokat di Ashir Zamzam. Yha, jus Alfokat di sini sangat jarang sekali. Kebanyakan hanyalah jus tebu, jus mangga, jus semangka, jus pisang. Walaupun jus Alfokat di sini lumayan mahal. 6 pound satu gelasnya setara dengan 10 ribulah kira-kira.

Itulah ceritaku di hari pertama lebaran. Hari itu aku tak kemana-mana selain ke rumah Ustad Joko karena kebetulan ada open house :) Mungkin ini adalah lebaran terakhir ku di negeri kinanah ini. Sebab bulan depan atau bulan Oktober aku berencana untuk kembali ke tanah air setelah menyelesaikan S1 di Al Azhar di fakultas Ushuluddin jurusan Hadits. Rencananya aku ingin melanjutkan di Universiti Islam Antarabangsa di Malaysia. Tapi entahlah, terkadang ada niat mau lintas jurusan ke psikologi. Sebab aku suka meneliti sikap dan perubahan dalam diri seseorang, terutama psikologi remaja. Nah, rencananya pengen ngambil di Eropa tepatnya di Manchester University-United Kingdom. Yha, ini hanyalah sebuah mimpi. Tapi semuanya berawal dari mimpi. Aku ke Kairo dulu juga berawal dari mimpi. So...jangan pernah takut bermimpi besar...!

Akhrie Rabbani
Istana Cinta, 2 Syawal 1433





Syair Untuk Indonesiaku

Jumat, 17 Agustus 2012 | 0 komentar

Di alam seribu menara
Kuhantarkan pandangan mata
Menyibak semesta cakrawala
Ditemani cahaya bebintangan gegap gempita

Dilangit tersenyum sumringah
Kejora menatapku ramah
Memikat hatiku yang sedikit gundah
Ada harapan untuk tidak goyah

Mengingatkanku kenangan masalalu
Kisah heroik yang menyejarah
Sirat akan makna yang satu
Persatuan yang mengorbankan darah

Mungkin itu pesan istimewa
Yang disampaikan kejora
Untuk kita semua
Di tanah air Indonesia

Seperti kejora yang terang
Tak sendirian benderang
Ada bulan dan bintang-bintang
Bersatu dalam gemilang

Dengan limit kekuatan
Tetap harus kusampaikan
Dalam tidak keseimbangan
Tubuh yang semakin kelelahan

Dari Negri para Nabi
Kutuliskan syair ini
Atas nama tunas generasi
Untuk semua dada yang dihiasi
Garuda gagah berani

Jadilah hiasan langit
Saling menyempurnakan
Bergandengan untuk bangkit
Ciptakan harmoni keindahan

Malukah kita dengan garuda?
Yang kokoh gagah perkasa?
Menjadi korban ego kita?
Dalam azas kesatuan Negara?

Cukuplah sudah teman
Erat dan saling mengokohkan
Pesan yang kejora sampaikan
Masih ada harapan kejayaan

                                                                                                  
                                                                                                  Kairo, 17 Agustus 2012
                                                                                             Seorang Muslim Negarawan
                                                                                                        Afif Muhajir

Kecil-Kecil Jadi Hafidz

Sabtu, 07 Juli 2012 | 0 komentar


Sobat muda, pernah nggak kita bercita-cita atau mempunyai keinginan untuk menghafal 30 Juz Al Qur'an. Dalam benak kita langsung terbayang Al Qur'an yang begitu tebal dengan bahasa arab yang susah. Boro-boro 30 juz, juz 30 aja belum hafal semuanya. Tapi kenapa ada banyak orang yang bisa hafal Al Qur'an. Tidak hanya orang arab saja. tapi orang selain arab juga banyak hafal Al Qur'an.

Beberapa hari kemarin dirumah saya kebetulan ada dua orang adik yang masih berumur 15 tahun sudah hafal Al Qur'an. Rencananya ia akan melanjutkan daurah Al Qur'an di Gaza. Tempat anak-anak penghapal Al Qur'an. Kita masih beruntung disini masih bisa belajar dan menghafal dengan tenang. Tapi disana, anak-anak Gaza menghafal Al Qur'an di bawah desingan peluru dan bom.

Facebook dan Twitter Bukan Tuhanmu

Jumat, 06 Juli 2012 | 0 komentar


Sobat muda, hari-hari terakhir ini kita selalu disibukkan dengan hal-hal yang tidak penting. Bahkan hari-hari kita selalu saja diisi dengan sesuatu yang tidak bermanfaat. Kita terkadang lebih memilih duduk berjam-jam di depan komputer. Duduk sambil berinternet ria, yang dibuka itu-itu aja. Facebook dan twitter. Seakan internet itu cuma untuk facebook dan twitter.

Seandainya kita mau memanfaatkan waktu-waktu yang kosong untuk bermanfaat niscaya kita akan menjadi orang-orang yang produktif. Terlalu banyak waktu kita di sia-siakan. Apakah kita diciptakan hanya untuk main-main saja. Apalagi kita yang merantau jauh dari kampung halaman. Pastinya orang tua ingin anaknya pulang dengan membawa segudang kesuksesan.

Saya kadang suka marah pada diri sendiri kalau hanya duduk untuk membuka facebook dan twitter tanpa ada intaj yang dihasilkan. Jadi memang waktu kita selalu untuk kebaikan. Karena jika tidak disibukkan dengan kebaikan, maka otomatis kita akan disibukkan dengan keburukan. Makanya jika terlalu lama duduk di depan facebook saya akan ganti waktu yang terbuang itu untuk menuliskan sesuatu yang bermafaat. Walaupun hakikatnya waktu yang berlalu tidak akan pernah bisa tergantikan.

Lebih parahnya lagi kalau facebook dan twitter sudah menjadi Tuhan, artinya ketika Azan berkumandang Allahu Akbar..Alllahu Akbar...(Allah yang MahaBesar). Jika kita tidak memenuhi panggilan tersebut. itu artinya ada yang lebih besar dari Allah. Ingat Akhi...Facebook dan Twitter bukan Tuhanmu. So, kalau adzan sudah berkumandang, mari kita penuhi panggilan Allah. Tinggalkan dunia mayamu.

Yha, terkadang dunia maya sudah menjadi kecanduan bagi kita. Tidak hanya itu tapi bisa melenakan. Makanya kita harus pintar-pintar membagi waktu untuk keduanya. Ada waktu untuk dunia nyata dan ada waktu untuk dunia maya. Bukan berarti kita meninggalkan dunia maya, sebab kalau kita tidak menggunakan dunia maya sama saja kita kembali ke jaman. ABG (Angkatan Babe Gue) hehe..aya-aya wae.

Ingat bro and Sis, hidup kita ini harus punya visi dan misi, kayak mau calon gubernur aja pake visi dan misi. Iyalah, karena Allah menciptakan kita bukan main-main. Yang paling penting bagi seorang muslim adalah menuntut ilmu dan beribadah. Yha. Seorang pelajar itu harus lebih banyak menghabiskan waktunya untuk menuntut ilmu. Baik dengan banyak membaca dan juga menulis juga. Sebab Kegiatan membaca dan menulis tidak bisa dipisahkan. Ia ibarat sepasang kekasih (eeaah).

So, jangan buang masa kata kawan Malaysia. Dont Waste your time! Karena waktu adalah kehidupan kita. ia akan ditanya dihadapan Allah. maka Alangkah baiknya kita pergunakan waktu yang ada untuk kebaikan dan kebaikan.Motto kita hari ini harus lebih baik dari pada hari kemarin. hari ini esok pastikan lebih baik dari pada hari ini. Insya Allah

Islam sudah lama menantikan generasi-genarasi produktif yang akan kembali menjayakan Islam. Setiap kita harus punya spesialisasi masing-masing. Dari situ kita bantu agama Allah. Jika kita punya potensi dalam bidang kimia misanya kita bisa kembangkan untuk kejayaan Islam. Yha,  Karena agama kita tidak bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Berbeda dengan agama kristen pada abad pertengahan yang mengecam penganutnya jika bertentangan dengan akidah kekristenan versi mereka.

Intinya tulisan ini mengajak kita untuk selalu memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Jangan melulu facebook dan twitter melulu. Karena Facebook dan Twitter bukan Tuhanmu. Setuju....:)

Antara Dakwah dan Siyasah

Minggu, 01 Juli 2012 | 1 komentar


Ayyuhal ikhwah rahimakumullah…
Banyak di antara kita mungkin bertanya, kenapa kita harus bermusyarakah siyasiah. Bukankah kita lebih baik meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt dengan sarana liqoat tarbawiah saja tanpa harus ikut berpartisipasi dalam agenda-agenda pilkada dan sebagainya. Lalu cukup menunggu kemenangan dari Allah untuk dakwah ini tanpa ada kerja nyata.

Diantara tuntutan syumuliyyatud da’wah adalah keterlibatan dan kehadiran kita dalam seluruh aspek kehidupan masyarakat, terutama memasuki kancah pengambilan keputusan. Karena dengan bermusyarakah siyasiah kita mampu menyuarakan dakwah di sana dengan menimalisir keputusan-keputusan yang bertentangan dengan syariat Islam dan memperbesar peluang di berlakukannya keputusan yang lebih memudahkan dakwah Islam untuk semakin kuat dan tersebar. Karena asas utama musarakah siyasiah adalah tahshilul mashalih dan taqlilul mafasid (meraih maslahat dan mengurangi mafsadat). 

Kita tentunya menginginkan pemimpin negeri ini adalah orang-orang baik dan saleh. Sebagaimana para pemimpin di masa khulafaur rasyidin maupun pada masa dinasti Umayyah dan Abbasiah. Mereka tidak hanya pemimpin melainkan juga para ulama. Karena jika negeri ini dipimpin oleh orang-orang yang memusuhi Islam maka tentunya akan banyak merugikan umat Islam. Maka sebab itu pasca runtuhnya rezim Mubarak di Mesir, pergerakan-pergerakan Islam langsung membentuk partai dan terjun ke dunia politik seperti Ikhwanul Muslimin yang mendirikan Hizbul Hurriyah wal Adalah tak ketinggalan “Dakwah Salafiah” yang mendirikan Hizbu An Nur dan juga Hizbul Al Fadhilah. 

Ikhwah fillah…
Politik bagi kita bukanlah politik yang dimaksudkan sekedar memperoleh kekuasaan dan mempertahankan kekuasaanya. Akan tetapi kita berpolitik untuk menegakkan nilai-nilai kebenaran Ilahiah dan memperjuangkan kepentingan serta maslahat masyarakat. Berkuasa untuk berkhidmah kepada ummat dan memimpin untuk memperbaiki sistem yang tidak berpihak kepada nilai-nilai kebaikan dan kebenaran. Oleh karenanya seluruh aktivitas yang berkaitan dengan berpartai dan berpolitik, kita sebut dengan “Jihad Siyasi” (Perjuangan Politik). Dalam bahasa Imam Hasan Al Banna perjuangan ini dikatergorikan dalam marhalah “rukun amal” yang disebut Islahul Hukumah (Perbaikan Pemerintahan).

Namun perlu diingat bahwa pemerintahan, organisasi, dan jamaah yang selalu berusaha digapai oleh semua orang. Semua itu hanyalah sarana untuk mencapai sasaran. Bukan merupakan tujuan. Karena pemerintahan bagi seorang muslim tidak lebih dari salah satu sarana untuk merealisasikan makna ibadah yang sesungguhnya, menyebarkan dakwah dan menjaganya. Karena tujuan utama kita adalah terealisasikannya penghambaan kepada Allah serta mendapatkan ridho-Nya.

Adapun seruan dan anjuran kepada kader Partai Dakwah untuk kembali ke barak atau ke dunia dakwah saja dengan pemahaman yang sempit. Dengan alasan bahwa dunia politik adalah dunia “rawan dan beranjau”. Dunia yang sarat dengan kebohongan, ketidakjujuran, khianat, gunjing-menggunjing, halal menjadi haram adalah sebuah seruan kemunduran dalam berdakwah. Bukankah seruan ini seperti orang yang mengatakan dulu: “Islam Yes, Politik No”. Sebuah adigium yang dulu merupakan musuh bersama para Da’i yang mengajak kembali manusia kepada Islam secara kaffah.

Lalu apakah ada pertentangan antara Dakwah dan Siyasah? Jawaban pertanyaan ini akan menyelesaikan kerisauan dan kegamangan kita dalam melakukan kerja-kerja dakwah selanjutnya yang bersinggungan dengan dunia politik dan langkah meraih kemenangan Jihad Siyasi.

Imam Hasan Al Banna mengatakan dalam Majmuatur Rasail-nya pada bab Risalatu Ta’lim tentang titik temunya antara amal da’awi dan amal siyasi dalam bingkai keislaman. Jadi tidak ada sama sekali pertentangan antara dunia dakwah dan dunia politik. Coba kita renungkan pernyataan beliau dalam risalatu ta’lim.

Islam adalah nidzam (aturan) komperensif yang memuat seluruh aspek kehidupan. Ia adalah daulah dan tanah air atau pemerintahan dan ummat, ia adalah akhlak dan kekuatan atau rahmat dan keadilan. Ia adalah tsaqafah dan qonun atau keilmuan dan peradilan, ia adalah materi dan kesejahteraan. Ia adalah jihad dan dakwah atau militer dan fikrah, sebagaimana ia adalah aqidah yang benar dan ibadah yang shohih.

Maka sebab itu dakwah bisa dilakukakan oleh kader dimanapun ia berada dan apapun profesinya. Apakah ia seorang ekonom, pengusaha, pendidik, teknokrat, birokrat, petani, buruh, dan politikus. Jadi dakwah bukanlah satu yang antagonis dengan dunia politik. Akan tetapi dunia politik adalah salah satu lahan dakwah.

Karena risalah Islam ini sesungguhnya adalah “Risalah Nabawiah” yang terakhir yang sengaja diturunkan sebagai “way of life” (cara hidup) bagi seluruh manusia. Oleh karenanya ia berbicara tentang seluruh dimensi kehidupan manusia. Baik dimensi akidah, ibadah, dan maupun dimensi akhlak. Dan yang termasuk dalam tiga dimensi ini adalah masalah ekonomi, sosial, budaya, politik dan keamanan. Di sini tidak boleh ada yang melakukan dikotomi dalam ajaran Islam sehingga tidak ada lagi yang mengatakan “Dakwah Yes, Politik No”.

Semoga dengan catatan singkat ini menambah semangat kita dalam menunaikan amal-amal dakwah. Sebab dakwah itu harus berorientasi kekuasaan, karena fungsi esensial negara dalam Islam adalah sebagai hirosatud din (menjaga Agama) dan siyasatud dunya (mengelola Bumi). Wallahu’lam bis shawab

Fawwaz Meshal

Internet Sehat, Dakwah Dahsyat

Jumat, 11 Mei 2012 | 0 komentar


Bismillah

Sepertinya kita tak asing lagi dengan kata internet. Apalagi semenjak adanya situs jejaring sosial. Orang semakin ramai duduk betah di depan internet. Sebab kita tidak hanya bisa online lewat komputer, akan tetapi juga bisa online lewat hape. Jadi aktifitas nge-net sekarang bisa kita lakukan dimana saja. Bisa di rumah, dalam bus saat pergi kuliah, saat antrian jawazat, di terminal saat menunggu bis dan berbagai tempat lainnya

Lalu apa hubungannya dakwah dengan internet. Sepertinya kita tidak perlu banyak alasan apalagi keraguan mengapa "internet untuk dakwah". Perkembangan informasi saat ini sudah membuat manusia dipaksa mengarungi dua wilayah yang sama-sama nyata pengaruhnya, yaitu: dunia nyata dan dunia maya (internet).

Dunia maya saat ini sudah berubah menjadi wilayah yang nyata pengaruhnya. Data menyebutkan bahwa 93 persen dari kegiatan pemasaran menggunakan media sosial. Buktinya kita bisa melihat banyak iklan pemasaran produk di beranda. Di bidang pertahanan sudah tidak aneh lagi lembaga pertahanan beberapa negara yang kontroversial menyiapkan anggaran yang begitu besar untuk mengamankan data dan situsnya dari retasan para hacker di dunia maya. Pengaruhnya negatifnya juga ada, seperti kasus perceraian yang kerap terjadi karena menyalahgunakan atau disebabkan facebook. Walhasil, dunia maya tak lagi "maya" dari sisi pengaruh dan signifikannya.

Para aktifis dakwah yang senantiasa bersemangat dalam menebarkan kebaikan dimana saja dan kapan saja, tentulah tidak boleh tinggal diam. Jika selama ini mereka terbiasa masuk keluar gang-gang sempit, atau naik turun gunung pebukitan dan lembah, maka kini suka tidak suka mereka harus memasuki dunia maya, dengan segala pernak-perniknya dan konsekuensinya.

Komunitas dunia maya dan pengguna internet pada umumnya adalah objek dakwah yang signifikan dan tidak bisa dilupakan begitu saja. Ungkapan saat ini yang banyak beredar : Jika Facebook adalah sebuah negara, jumlah penggunannya akan menjadi negara ketiga terbesar di dunia dan dua kali ukuran penduduk AS. Maka bagaimana mungkin ada wilayah yang begitu besar ‘penduduknya’ lalu dibiarkan begitu saja tanpa sentuhan dan aktifitas dakwah.

Dr.Yusuf Qaradhawi mengatakan: Isi dari dakwah adalah tetap, tidak berubah, sedang media dan sarananya berubah dan berkembang sesuai dengan perkembangan kehidupan dan ilmu pengetahuan umat manusia. Maka dalam berdakwah kita wajib membuat dan menggunakan sarana yang sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi”.

Setidaknya ada 3 langkah aplikatif untuk mengembangkan dakwah di internet.

Pertama: Menjadi Konsumsen yang Cerdas. Artinya kita benar-benar menggunakan internet untuk sarana belajar dan menggali ilmu sebanyak-banyaknya. Caranya dengan banyak membaca dan mengikuti update tulisan di situs-situs islami dan ceramah para ulama dan ustadz. Sekarang kita hanya tinggal menulis nama salah seorang ulama atau da'i di google, maka dengan mudah kita akan temukan tulisan atau ceramah-ceramah mereka. Tidak hanya itu kita juga bisa manfaatkan untuk belajar bahasa Arab online, dan mendownload kitab-kitab referensi.

Kedua: Menjadi Marketing dan Distributor. Caranya adalah dengan meng-copas status yang bernilai dakwah dan bermuatan inspirasi yang menggugah, banyak sekali kata-kata ulama yang bisa kita jadikan status fb kita. Tidak mengapa kita sekedar copy paste dari yang lain. Atau memberikan link-link situs islami yang bermutu sehingga bisa dibaca oleh orang lain. Selain itu juga bisa dengan memberikan informasi dan jadwal kajian.

Ketiga: Menjadi Produsen Dakwah. Caranya gampang, yaitu dengan membuat blog untuk menampilkan tulisan-tulisan yang inspiratif, apalagi facebook juga menyediakan fasilitas untuk nge-blog. Dan juga mencatat point-point penting dalam ceramah untuk dishare dalam fb atau twitter. Terus, kalau kita bisa bikin power point yang bermanfaat, ebook dan diunggah di blog atau situs sehingga para objek dakwah dengan mudah membaca atau mendownloadnya.

Semoga catatan singkat ini bermanfaat bagi kita semua. Sehingga aktifitas nge-net kita benar-benar bernilai ibadah di sisi Allah. Karena baginda Rasulullah  saw bersabda: “Siapa yang mencontohkan perbuatan baik dalam Islam, lalu perbuatan itu setelahnya dicontoh (orang lain), maka akan dicatat untuknya pahala seperti pahala orang yang mencontohnya tanpa dikurangi sedikitpun pahala mereka yang mencontohnya. Dan barangsiapa mencontohkan perbuatan buruk, lalu perbuatan itu dilakukan oleh orang lain, maka akan ditulis baginya dosa seperti dosa orang yang menirunya tanpa mengurangi mereka yang menirunya. (HR. Muslim dari Jarir bin Abdillah ra).

Akhrie Robbani
Pojok Bawwabah, 11 Mei 2012

Kejarlah Kebajikan Sampai ke Liang Lahat

Minggu, 06 Mei 2012 | 0 komentar


Ikhwati fillah…

Dari kita bangun pagi hari ini sampai tidur kembali, tanyakan pada diri kita “kebajikan apa yang kita lakukan hari ini”. Adakah kebajikan yang kita lakukan lebih banyak daripada maksiat. Atau malah sebaliknya kita lebih banyak melakukan kemaksiatan ketimbang kebajikan.

Berbuat kebajikan atau berbuat maksiat sama-sama mudah. Tinggal kita saja mau pilih yang mana. Allah sudah memberikan kita pilihan. Jalan menuju ke surga atau jalan ke neraka. Pilihan ada di tangan kita, bukan di tangan orang lain. Mau jalan ke surga maka jadilah orang yang saleh. Tapi kalau mau jalan ke neraka maka jadilah orang-orang yang pembangkang atas perintah Allah.

Akhi…ketahuilah bahwa kita semua adalah hamba. Yha, dan seorang hamba harus patuh kepada Tuannya. Dan “Tuan” kita sudah memberikan perintah untuk selalu beribadah kepada-Nya. “Dan tidak Kuciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku”. Pantaskan seorang hamba membantah perintah yang diberikan “Tuan”.

Siapakah diri kita yang sering kali berlagak sombong dan angkuh. Tak ada yang bisa banggakan di atas dunia ini. Karena semuanya adalah milik Allah. Dan Allah berhak untuk mengambilnya kapan saja. Kita hanya manusia yang kemana-mana selalu membawa kotoran. Bukankah kita diciptakan dari air mani yang jika dijual niscaya tidak akan pernah laku.

Sekarang kita tahu bahwa posisi kita hanyalah seorang hamba yang harus taat kepada “Tuan”nya. Maka tak ada pilihan selain menyegerakan untuk berbuat kebajikan. Karena dengan kebajikan kita bisa meraih surga-Nya yang seluas langit dan bumi. Senyuman yang penuh keikhlasan di depan saudara kita merupakan kebajikan. Mengucapkan salam kepada orang lain juga kebajikan. Mendoakan saudara seiman dan masih banyak macam kebajikan yang mesti kita kerjakan.

Lalu mengapa kita harus menyegerakan kebajikan dan amal saleh. Pertama: Karena aset waktu yang kita punya hanya saat ini. Yha saat ini, detik ini, karena kemarin sudah berlalu dan tidak akan kembali lagi. Kebajikan dan keburukan kemarin sudah tidak bisa diulang lagi. Adapun besok masih misteri, adakah yang menjamin kita bernafas sampai mentari terbit esok hari. Tak ada! Maka segeralah beramal dan kejarlah kebajikan saat ini juga.

Kedua: Karena amal kita tidak mungkin dikerjakan oleh orang lain. Saat kita mulai baligh maka saat itu juga kewajiban-kewajiban dipikulkan ke atas pundak kita. Masing-masing akan datang kepada Allah dengan amal perbuatanya. Keshalihan seorang ayah tidak bisa diandalkan anaknya. Iman tak dapat diwarisi begitu kata grup nasyid dari negeri seberang.

Ketiga: Karena kemulian derajat seseorang di sisi Allah disebabkan oleh kesungguhannya dalam merespon seruan kebajikan dan mengamalkannya. Bayangkan jika orang tua kita menyuruh untuk mengerjakan sesuatu hal, dan kita bersegera dalam melakukanya. Orang tua akan senang melihat kita, namun sebaliknya orang tua akan merasa marah dan jengkel jika kita menunda-nunda.

Keempat: Karena setiap waktu ada momennya sendiri. Setiap waktu ada tuntutan amalnya. Banyak sekali amal perbuatan yang terkait dengan waktu. Jika waktunya habis maka berakhirlah kesempatan untuk beramal. Contohnya shalat, puasa, haji dan lain sebagainya.

Kelima: Kesempatan beramal diberikan kepada seseorang pada waktu-waktu tertentu. Orang kaya diberi kesempatan beramal selagi ia masih kaya. Orang berilmu diberi kesempatan beramal dengan ilmunya. Seorang pemimpin diberi kesempatan beramal dengan kekuasannya.

Itulah sebabnya kenapa kita harus menyegarakan untuk beramal. Jangan sampai Allah menyabut kesempatan itu dari diri kita sedangkan kita tak bisa lagi berbuat. Kesehatan, waktu luang,  hidup, masa muda dan kekayaan adalah kesempatan untuk beramal.

Sobat muda, tak ada lagi waktu untuk berpikir. Saat inilah waktumu. Segeralah beramal sesuai dengan tuntutan waktunya. Kejarlah kebajikan sampai ke liang lahat. Wallahu’alam.


 
© Copyright 2010-2011 Generasi Rabbani All Rights Reserved.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.