 Tak lama lagi matahari di langit biru kairo akan segera merebahkan dirinya ke ufuk barat, seorang pemuda tampak sibuk dengan tombol-tombol di keyboard laptopnya, ternyata ia sedang menuliskan perasaannya saat itu, ia tahu dengan menuliskan segala sesuatu yang mengganjal di hatinya akan segera hilang, ibaratnya curhat dengan tulisan.
Tak lama lagi matahari di langit biru kairo akan segera merebahkan dirinya ke ufuk barat, seorang pemuda tampak sibuk dengan tombol-tombol di keyboard laptopnya, ternyata ia sedang menuliskan perasaannya saat itu, ia tahu dengan menuliskan segala sesuatu yang mengganjal di hatinya akan segera hilang, ibaratnya curhat dengan tulisan.Tahun ini ia berencana untuk pulang ke tanah air, keinginannya untuk melihat kampung halaman begitu membuncah, apalagi saat ini adik-adiknya yang ketika ia tinggalkan saat berangkat ke Kairo masih imut-imut, sekarang sudah besar. begitu juga dengan anak-anak pamannya juga banyak yang lahir.
Bayangan Ibunda dan Ayahanda selalu menjadi motivasi terbesar setelah motivasi untuk ibadah kepada Allah. ia tak ingin mengecewakan orang tuanya yang telah bersusah payah dalam mencari uang membiyainya kuliah di Kairo. sebaliknya Ia ingin membuat orang tuanya bangga dan bahagia mempunyai anak berprestasi sepertinya.
Semenjak kedatangannya ke Kairo ia telah banyak berubah dari sebelumnya, nomor hp akhwat yang tersimpan di hp-nya telah dihapusnya, dan berganti dengan nama-nama arab dengan diawali kata-kata Akh yang berarti saudara. ia bertekad ingin benar-benar menjadi "Ikhwan Tulen" dan tidak ingin lagi menjadi "ikhwan genit". entah apa yang membuatnya berkeinginan untuk berubah 100%, setelah cek and ricek ternyata beliau ikut tarbiyah yang dibawah payung partai keadilan sejahtera.
Proses tarbiyah yang ia jalani dalam beberapa tahun belakang ini telah banyak merubah arahan hidupnya, ia lebih semangat dan optimis dalam menjalani kehidupan di samudera kairo ini, karena di dalam tarbiyah tersebut ada yang namanya tadabbur Al Qur'an yang dapat mensucikan hati dan menenangkan jiwa, saling menasehati dan mengingatkan karena ia hidup yang begitu ramai ini tak jarang membuat orang lalai dan lupa, dan di dalam tarbiyah kita dicuci dari segala kotoran hati dan penyakit-penyakit yang akan menghalangi dalam meraih ridho Illahi.
Tak kalah pentingnya ada yang namanya "Fiqh Ahwal" dimana kita menceritakan keadaan diri kita, bagaimana ibadah sunat, jama'ah sholatnya gimana, sampai kendala-kendala yang kita hadapi dalam hidup ini, itulah fungsinya sang Murobbi yang selalu mendidik dan memperhatikan mutarabbinya. ia amat merasakan kuatnya Ukhuwah Islamiyah di dalam proses tarbiyah sesama ikhwah bukan berarti teman-teman yang belum ikut ngaji kita cuekin, nggak boleh begitu..tapi memang atsar yang ditimbulkan ketika bertemu dengan ikhwah jauh berbeda. seakan kita adalah saudara kandung yang hidup dalam suka dan duka, wajah-wajah mereka selalu mengingatkan kepada akhirat.
Ia sangat heran dengan orang-orang yang tidak suka dengan proses tarbiyah ini, padahal tidak mungkin Abu Bakar menjadi orang yang begitu dermawan dan Utsman yang sangat pemalu dan Umar yang mudah menangis tanpa ada proses tarbiyah dari Rasulullah sang Murobbi sejati yang dijalani oleh para sahabat di rumah sahabat Arqam bin Arqam di awal penyebaran agama yang mulia ini.
Ia sadar ia hidup dalam kawasan jahiliah dan kezaliman, akan tetapi kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan lingkungan tempat kita tinggal, kitalah yang mesti yang menciptakan kawasan Al Haq, kawasan taqwa, kawasan kebaikan. maka perlu ada halaqah untuk menciptakan lingkungan yang Islami, dimulai dari yang lingkungan yang terkecil, kalau lingkungan yang kecil saja kita belum mampu bagaimana menciptakan lingkungan dan masyarakat yang islami.
kata-kata Syaikh tarbiyah Ust. Rahmat Abdullah selalu menjadi penyemangatnya dalam menjalani proses tarbiyah ini meski tak sedikit dari teman-temannya mencemooh dirinya, ia yakin bahwa inilah jalan kebenaran yang selama ini ia cari, hanya dengan bahtera tarbiyah kita akan selamat dari badai kemunkaran dan gelombang kezaliman yang menghadang. berkumpul dengan para pejuang-pejuang keadilan dalam menumpas kezaliman.
Dalam buku untukmu kader Dakwah yang ditulis oleh Ust. Rahmat Abdullah ia menulis Masukkan diri kedalam benteng-benteng kekuatan usrah atau halaqah tempat Junud Da’wah melingkar dalam suatu benteng perlindungan, menghimpun bekal dan amunisi untuk terjun ke arena pertarungan Haq dan bathil yang berat dan menuntut pengorbanan.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

 
 Postingan
Postingan
 
 
0 komentar:
Posting Komentar