
Generasi Muda Berakhlak Mulia 
Kreatif, Inofativ, dan Prestatif
Slogan ini kubaca di salah satu iklan di www.islamedia.web.id. boleh juga thu jadi remaja yang berakhlak mulya, kreatif, inovatif dan prestatif. Ibu mertua mana seh yang nggak mengharapkan menantu seperti itu. mau donk..!
Jadi ingat ama nasyidnya Justice Voice "punya anak udah keren, juga sholeh, apalagi kalo' prestasinya oke" Aduh, akhwat mana seh yang nggak ngiler ama remaja yang t-o-p b-g-t. Percuma punya tampang kamera, kalo' di tanya soal pelajaran di sekolah jawabannya tu-la-lit.
 
Jadi remaja emang kudu pinter, nggak hanya pinter nge-gombal aja bro..tapi pinter dalam hal-hal yang positif, pinter agamanya, pinter bergaul termasuk pinter dalam berorganisasi. sayangkan, punya bakat jadi leader tapi nggak disalurkan bisa tersumbat.
Selain itu juga seorang remaja juga berakhlak mulya, jangan mentang-mentang udah pinter gurunya dicuekin aja, atau temennya di kerjain. makanya remaja mesti banyak belajar agama. karena kita akan dapatkan nasehat-nasehat yang sangat berharga dari Al  Qur'an dan hadits. sering-sering tanya sama ustadz kalo nggak tahu hukum melakukan hal tersebut.
Kreativitas
Trus, remaja juga perlu kreatif, apaan tu kreatif? Menurut situs kamus besar bahasa indonesia bahwa kreatif adalah memiliki daya cipta; memiliki kemampuan untuk menciptakan. ada juga menurut seseorang yang mengaku namanya Chandra mengatakan bahwa kreativitas adalah dinamika yang membawa perubahan yang berarti, entah dalam dunia kebendaan, dunia ide, dunia seni, atau struktur sosial. Dikatakan juga bahwa kreativitas merupakan kemampuan mental dan berbagai jenis keterampilan khas manusia yang dapat melahirkan pengungkapan yang unik, berbeda, orisinil, sama sekali baru, indah, efisien, tepat sasaran, dan tepat guna. 
Kreatifitas sangat dituntut sekali, karena tanpa kreatifitas hidup ini akan terasa boring bahasa anak muda jaman sekarang, yang kita hadapi setiap harinya hanya itu-itu saja. Makanya kita mesti kreatif dalam melakukan hal apapun caranya buat percobaan2 baru dalam hidup ini, kayak thomas Alfa Edison aja bikin percobaan buat lampu. hehehe.
Inovatif
Sedangkan inovatif  adalah yang bersifat memperkenalkan sesuatu yg baru; atau bersifat pembaruan (kreasi baru). dalam kata lain penemuan atau penciptaan alat atau proses baru, baik dalam konteks teknik atau dalam konteks cara berfikir, yha artinya hampir-hampir mirip dengan kreatif. harus berusaha mencari hal-hal baru.
Frends, mau kan jadi generasi muda yang kreatif, inovatif dan prestatif. Yha mereka adalah para pembaharu, tidak kaku tapi selalu melakukan tajdid baik dari segi keilmuan atau pekerjaan. Lantas, bagaimana menjadi generasi prestatif? menurut Ust. Irsyad Azizi, Lc. Ada beberapa hal yang mesti kita lakukan jika ingin menjadi generasi prestatif.
Prestatif
Pertama, motivasi dan orientasi yang suci. Yap, semua yang kita lakukan mesti mengarah ke satu tujuan yaitu ridho Allah Swt. tidak ada niat lain atau mencari muka di depan manusia. mereka terus bekerja walau tidak ada yang memuji pekerjaan-pekerjaan besar yang mereka lakukan.
Kedua, kerja keras. tidak ada kesuksesan tanpa perjuangan yang berat. semuanya harus dibayar dengan harga mahal pengorbanan. Prestasi tinggi lahir dari perjuangan yang tak mengenal putus asa, Mustahil mengimpikan sesuatu tanpa usaha yang maksimal.
Rasulullah dan para sahabat adalah teladan dalam hidup kita, mereka adalah sejarah tentang keuletan tiada tara, dengan itu mereka mengembarn risalah dan mencapai puncak kesuksesan. Entah berapa liter darah yang mereka persembahkan dalam perjuangan. entah berapa liter keringat yang mereka peras di medan juang. Kancah perjuangan bagi mereka nyaris tiada henti.
Begitu juga denga para tabi'in, lihatlah Imam Syafi'i, pemilik kitab Riyadusholihin yang hanya berumur empat puluh lima tahun, namun mampu menebar karya yang menggunung. Apa kunci kesuksesanya? ternyata jawabannnya adalah kerja keras.
Imam Ibnu Jarir At Thabari, pemilik kitab tafsir yang mashur, Selama empat puluh tahun ia bercengkrama dengan tinta dan buku. Setiap hari ia menulis sebanyak empat puluh lembar. Bila ditoatal, karya tulisnya mencapai angkay lima ratus delapan puluh lembar. Sungguh angka yang tidak pernah mampu dicatat oleh penulis manapun sepanjang sejarah dunia terkembang.
Dengar pula pengakuan Ibnul Jauzi misalnya: "Aku telah menulis dengan jari-jari tanganku ini sebanyak dua ribu jilid buku, sebanyak seratus ribu orang taubat melalui tanganku, dan sebanyak dua puluh ribu orang Yahudi dan Nashrani juga masuk Islam melalui tanganku."
Mari menghitung diri, aina nahnu min haulaa`? Baru berapa nilai kesungguhan kita bila dibandingkan dengan kerja mereka. Lalu sudah pantaskah kita berharap prestasi setinggi yang mereka torehkan, sementara santai masih menjadi hiasan hari-hari kita? 
Ketiga, komunikasi langit. Generasi prestatif adalah mereka yang tidak hanya mengandalkan kerja keras belaka,tapi ada faktor x di balik semua itu. Doa tanpa usaha sama saja bohong tapi kalo usaha tanpa doa sama dengan sombong. Maka dua hal ini harus sejalan seiring.
Keempat adalah ruh tasabuq yaitu mental berkompetensi, generasi prestatif adalah mereka yang memahami ayat "fastabiqul khairat" berlomba-lombalah dalam kebaikan. Mereka demikian ambisiu dalam berbuat kebaikan meski mengorbankan segala yang mereka miliki.
Kalo' mau jujur, sesungguhnya mental kompetisi positif inilah yang mulai luntur dalam generasi muda, Alih-alih menjadikan agama dan prestasi akademis sebagai objek kompetisi, mayoritas kita malah sibuk menumpuk keunggulan dalam aksesoris duniawi. Lebih parah lagi, tidak sedikit generasi muda yang bangga menumpu maksiat, naudzubillah. Butuh waktu memang untuk menciptakan kondisi lingkungan yang berkompetisi dalam kebaikan. Tapi semuanya akan tetap menjadi mimpi bila tidak dimulai dari sekarang, dari lingkungan terkecil sekalipun.
Akhrie Robbani
Aktivis Studi Informasi Alam Islami
Cairo, 22 Februari 2011
Kutulis untuk mu jiwa-jiwa pejuang

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

 
 Postingan
Postingan
 
 
0 komentar:
Posting Komentar