 Beberapa hari yang lalu aku meminjam beberapa buku di perpustakaan mahasiswa Indonesia Kairo atau yang lebih dikenal dengan PMIK. Satu-satunya perpustakaan yang memiliki banyak koleksi buku-buku yang berbahasa Indonesia. PMIK terletak di sebuah kawasan yang boleh dibilang elit yaitu "Rob'ah El Adaweah". Bagi yang pernah baca buku Ayat-Ayat Cinta-nya Kang Abik pasti pasti pernah dengar yang namanya Masjid Rob'ah El Adaweah. Karena masjid ini memang mempunyai ciri khas dibanding masjid-masjid lainnya. Selain itu fasilitas masjid ini sangat lengkap dari Dar el Munasabat (ruang pertemuan) bahkan rumah sakit.
Beberapa hari yang lalu aku meminjam beberapa buku di perpustakaan mahasiswa Indonesia Kairo atau yang lebih dikenal dengan PMIK. Satu-satunya perpustakaan yang memiliki banyak koleksi buku-buku yang berbahasa Indonesia. PMIK terletak di sebuah kawasan yang boleh dibilang elit yaitu "Rob'ah El Adaweah". Bagi yang pernah baca buku Ayat-Ayat Cinta-nya Kang Abik pasti pasti pernah dengar yang namanya Masjid Rob'ah El Adaweah. Karena masjid ini memang mempunyai ciri khas dibanding masjid-masjid lainnya. Selain itu fasilitas masjid ini sangat lengkap dari Dar el Munasabat (ruang pertemuan) bahkan rumah sakit.Kadang dikala suntuk aku memang suka mencari suasana baru. Diantaranya dengan mengunjungi perpustakaan mahasiswa Indonesia di Kairo. Selain itu di PMIK juga banyak terdapat buku-buku novel dan cerpen bagi yang suka bacaan sastra. Kalau aku pribadi lebih suka pada buku-buku pengembangan diri atau motivasi. Karena dengan membacanya buku-buku tersebut aku bisa lebih percaya diri tampil apa adanya. 
Oya, kemaren tu aku sempat liat list buku-buku baru di salah satu wall fb pengurus PMIK. Buku-buku baru tersebut adalah sumbangan dari kawan-kawan yang sempat kembali ke tanah air ketika terjadi evakuasi. Kubaca satu persatu judul-judul buku tersebut, Aha...ini dia buku yang kucari-cari gumamku. Tahu nggak buku apa yang ku maksud? Siapa lagi kalau bukan penulis favoritku Pak Anis Matta.
Yha, buku-buku beliau telah banyak memberikan inspirasi dalam diriku. Tulisan-tulisan beliau ringkas tapi berisi sekaligus menggugah. Ada banyak buku-buku beliau dalam daftar buku-buku baru di PMIK diantaranya: Dari Gerakan Ke Negara, Delapan Mata Air Kecemerlangan, Menikmati Demokrasi, Hmm...apalagi yha, sorri udah lupa. Tapi kalau nggak salah (berarti bener donk) ada empat atau lima buku beliau.
Nah, Sore itu aku langsung meluncur dari Hay Ashir menuju Rob'ah El Adaweah. Awalnya lama juga menunggu bus ke Rob'ah, karena hanya ada tiga nomer bus yang lewat di Rob'ah. Itupun nunggunya lama banget. Dari pada PMIK keburu tutup, maka aku berinisiatif untuk naik mini bus meskipun ongkosnya lebih mahal dikit ketimbang naik bus gede'.
Tak lama setelah aku naik ke dalam mini bus. Ada dua akhwat berwajah Asia juga turut naik. Entah dari Indonesia atau Malaysia. Tapi dari style-nya aku bisa tebak mereka dari Malaysia. Karena kebanyakan akhwat Malaysia selalu memakai baju kurung yang dalam + jilbab geDe'. Itu sebabnya kenapa aku lebih suka sama akhwat-akhwat Malaysia..Upss :)
Sore itu PMIK tampak sepi dari pengunjungnya, hanya ada dua orang penjaga yang masih setia bertahan di ruangan yang lumayan besar tersebut. tanpa ba-bi-bu langsung kucari buku-buku favoritku tadi. Tapi sayang sejuta sayang, hanya ada satu buku Pak Anis yang kutemukan. Ketika kutanya dengan petugas katanya beberapa buku Pak Anis belum disampul dan masih diresensi. Yha, nggak papa nggak mama lah...ala kuli hal aku bisa membawa tiga judul buku. Buku pertama, Dari Gerakan ke Negara punya Pak Anis. Buku kedua, Beginilah Jalan Dakwah Mengajarkan Kami punya-nya Muhammad Lili Nur Aulia dan terakhir buku Israel Mencuri Organ Tubuh Muslim Palestina, buku ini adalah hasil kajian Zionis internasional atau lebih dikenal dengan KaZi.
Sekarang aku mau bercerita tentang salah satu buku yang udah selesai kubaca. Biar bagi-bagi ilmu gitu lho. Buku itu adalah bukunya Muhammad Lili Nur Aulia dengan judul Beginilah Jalan Dakwah Mengajarkan Kami. Dari judulnya saja udah tahu kalo si penulis adalah salah satu jundi dakwah yang militan. 
Dalam bukunya tersebut beliau bagi-bagi pelajaran yang amat berharga dalam mengarungi samudera dakwah. Samudera yang kadang kala ada ombak bahkan badai yang siap menerjang. Tapi selalu ada junud dakwah yang tetap setia berlayar sampai menuju ke pulau impian.
Diantara tulisan beliau yang paling berkesan bagiku adalah "Kami dan Amal Jama'i". Beliau mengatakan setidaknya ada beberapa hal yang membuat kita kenapa harus beramal secara berjama'ah. Pertama, karena manusia bersifat lemah dan dengan hidup secara berjama'ah akan menjadikan seseorang itu kuat dan mudah untuk mencapai suatu tujuan besar. Kedua, karena untuk menjadikan suatu masyarakat Islam yang hukumnya merujuk kepada Al Qur'an dan Sunnah maka hal ini tentu saja membutuhkan sebuah jama'ah dakwah yang solid. Ketiga, realitas pihak-pihak yang melakukan pertentangan terhadap Islam, siapapun namanya dan apapun kelompoknya, semuanya melakukan aksi secara berkelompok, berpartai, berorganisasi.
Maka sebab itu kita harus membutuhkan sebuah jama'ah dakwah untuk membangkitkan kembali cahaya Islam. Bahkan Dr. Yusuf Al Qaradhawi mengatakan bahwa hidup berjama'ah adalah sebuah kewajiban agama karena baginda Rasulullah pernah mengatakan: Alaykum bil jama'ah.
Dalam bab ketiga buku ini ditulis judul besar Perjalanan Beraroma Harum Semerbak. Yha, meski perjalanan ini jauh dan meletihkan tapi selalu ada bau wangi harum semerbak yang menyertai perjalanan. Wangi semerbak itu muncul dari atmosfir kesalehan para junud dakwah. Mereka yang mandi keringat, kian kemari demi menyebarkan risalah dakwah. Tapi wajah mereka memancarkan cahaya yang menyinari orang-orang disekitarnya.
Dari mereka kami banyak mengambil suplay energi ketika lelah atau futuur. Ada rasa yang berbeda setiap kali bertemu dengan ikhwah yang memiliki kesatuan visi dan misi. Hal ini juga menjadikan kami menjadi lebih akrab dengan mereka. Bahkan para salafussaleh pun melakukan hal yang sama. Ketika mereka dilanda keresahan hati dan jiwa. Mereka pergi menemui orang-orang shaleh seperti ungakapan Abdullah ibnu Mubarak: Jika aku melihat wajah Fudhoil bin Iyadh, aku biasanya menangis". Itulah atmosfir kesalehan dari saudara yang shaleh.
Oh Indahnya, berteman dengan orang-orang shaleh. Karena di setiap perjalanan yang kita tempuh mesti memiliki teman seperti kata pepatah Arab "Arrafiq qobla thoriq" , memilih teman harus didahulukan sebelum memulai perjalanan.
Sekali lagi ingin kukatakan padamu wahai para aktivis dakwah, perjalanan ini tak boleh berhenti. Kita harus tetap bertahan dan meneruskan perjalanan ini. Kita tidak boleh tertipu dengan kekuatan kebathilan, karena kebenaran akan tetap eksis.
Sayyid Quthb rahimahullah mengatakan: Jika seratus kali, dakwah belum sampai ke hati. Mungkin akan sampai pada seratus satu kali. Jika seribu kali, dakwah belum sampai ke hati. Mungkin akan sampai pada seribu satu kali. Dan begitulah seterusnya. Wallahua'lam bishowab.(Akhrie Robbani)

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

 
 Postingan
Postingan
 
 
0 komentar:
Posting Komentar