Jadilah Sang Pembelajar

Rabu, 18 Mei 2011

Azan maghrib mulai berkumandang di seantero Kairo. Tiba-tiba hp nokia milikku memekik, tanda sebuah sms masuk. "Akhi malam ini kita ada mabit di rumah Ust. Arif. Kalo ada waktu ahlan, Jazakallah." Begitu kira-kira pesan singkat dari seorang mas'ul dakwahku. Kok ta'limat-nya mendadak gini yha, batinku. Ah, sudahlah mungkin ini adalah penutupan kegiatan dakwah sebelum memasuki imtihan termin dua. Hitung-hitung cari semangat dari ikhwah yang lain. Bukankah duduk-duduk bermujalasah dengan orang-orang shaleh akan menambah keimanan.

Usai sholat maghrib di masjid As Salam. Aku bergegas pulang ke rumah untuk dinner dengan sambal spesial made in sendiri. Apalagi kalo bukan gulai haikal yang lezat. Makan malam bareng kawan-kawan serumah sambil cerita merupakan kebahagiaan tersendiri bagiku. Aku merasakan ukhuwah islamiyah yang terbangun dari saling mencintai sesama saudara. Yha, sahabat-sahabat di rumahku adalah orang-orang luar biasa. Aku banyak belajar dari mereka. Bahkan beberapa senior di rumahku sering diundang menjadi pemateri di berbagai acara-acara besar. Tidak hanya dalam lingkup Masisir saja. Salah satu senior di rumahku sering diundang memberikan motivasi di beberapa ittihad pelajar Malaysia.
 
Bismillah...Kulangkahkan kakiku menuju tempat mabit sambil memperbaiki niat. Karena segala sesuatu dinilai dari niatnya. Bahkan kita dianjurkan untuk memperbanyak niat supaya pahala yang kita dapatkan juga lebih banyak. Ulama salafussaleh juga mempunyai kebiasaan yang sama. Imam Bukhari contohnya menuliskan hadits tentang niat di awal kitabnya. Begitu juga dengan imam-imam hadits lainnya.

Sampai di rumah Ust. Arif ternyata ikhwah yang lain masih pada makan. Tafaddhal akhi...ajak salah seorang ustad untuk makan. Syukron ustadz...Ana udah makan di rumah tadi jawabku. Aku melihat ada beberapa wajah baru yang belum ku kenal. Aku segera menyapa salah satu dari mereka dan mengenalkan diri. Indahnya ukhwah, tak mengenal batas geografis. Salah satu hikmah besar di setiap kali aku ikut mabit adalah. Aku banyak berkenalan dengan orang-orang hebat dari seluruh penjuru nusantara. Uhibbukum fillah my ikhwah.

"Ahlan wa sahlan kepada ustad Akhri yang baru datang" sapa pembawa acara malam itu. Kami minta kepada ustad Akhri untuk ta'aruf. Karena sebelumnya ikhwah yang lain tenyata sudah ta'aruf. Dengan suara sok mantab aku mengenalkan diri. "Akhukum fillah Akhri Ramadayanto, kuliah di fakultas Ushuluddin jurusan Hadits, sekarang tinggal di Markaz Studi Informasi Alam Islami." Kalo yang mau nanya tentang Palestina tanya beliau sergah Akh Sandi sebagai pembawa acara. Aku jadi malu dengan diri sendiri. Sudah lama aku tak mengikuti perkembangan Palestina. Karena internet di rumah sudah putus dan jarang update informasi.

Setelah acara ta'aruf dilanjutkan dengan taushiyah dari Ustad Al Fakhri, Lc. Beliau adalah sosok yang luar biasa. Pernah menjadi wakil presiden periode 2007-2008. Selain itu juga beliau sekarang menjadi ketua ICMI Orsat Kairo. Orangnya ramah dan murah senyum. Setiap kata-katanya menggugah semangat. Apalagi malam itu beliau bercerita panjang tentang pentingnya menjadi seorang pembelajar atau tholibul ilmu dan seorang musafir.

Ada beberapa alasan kenapa kita mesti menjadi pembelajar. Pertama: Karena menjadi pembelajar berarti menunaikan perintah Allah dan Rasul. Kedua: Dengan belajar derajat kita akan diangkat di sisi Allah dan manusia. Ketiga: Agar orang-orang di sekeliling kita bahagia terutama keluarga yang menaruh harapan besar di pundak kita. Keempat: Dengan belajar kita akan mudah beramal. Tanpa belajar mustahil kita akan mengetahui perintah Allah dan Rasul. Kelima: Semakin masyarakat kita jauh dari Islam maka tuntutan untuk belajar semakin tinggi. Karena kita semua adalah da'i. Nahnu duat qobla kullu sya'in begitu kata Imam Hasan Al Banna.

Pelajaran penting kedua yang aku dapatkan dari Ustad Al Fakhri adalah karena kita adalah musafir. musafir adalah orang mengadakan perjalanan dan jauh dari kampung halamanya. Dan orang musafir dalam rangka menuntut ilmu adalah fi sabilillah. Tidak hanya itu, orang yang musafir doanya mustajabah. Sebab itu banyak-banyaklah berdoa pesan Ustad Al Fakhri.

Banyak hal yang kita dapatkan ketika bermusafir. Safir tajid iwadhan amman tufariquhu begitu syair Imam As Syafi'i mengatakan. Yha, ulama-ulama besar dahulu dikenal dengan orang yang selalu bermusafir dalam mencari ilmu. Imam Syafi'i lahir di Gaza lalu merantau ke Mekkah, Irak, Mesir dan negeri lainnya. Maka merantaulah maka engkau akan mendapatkan apa yang engakau tinggalkan.

Dengan bermusafir kita akan mendapatkan banyak faedah diantaranya. Pertama: Bisa menghilangkan keluh kesah, rasa gundah gulana, sedih, suntuk dan lain-lain. Kedua: Dapat membuka pintu-pintu rezki. Ketiga: Tentu saja kita akan mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman. Keempat: Kita bisa mencontoh akhlak budi pekerti yang baik dari orang-orang tempat kita merantau. Contoh kecilnya mungkin kebiasaan orang Mesir yang suka membaca Al Qur'an di dalam bus, terminal dan tempat-tempat umum lainnya. Kelima: Dan ini yang paling aku rasakan selama merantau, yaitu bertemu dan bersahabat dengan orang-orang luar biasa. Tak pernah kubayangkan bisa bertemu dengan orang-orang dari seluruh pelosok nusantara dengan berbagai logat bahasanya. Dan tentu saja bertemu kawan-kawan mancanegara: orang Arab, orang Afrika, orang Eropa, orang Asia. Alhamdulillah, thanks ya Allah...

Sobat muda yang luar biasa! jadi tugas kita ada dua: sebagai seorang pembelajar dan seorang musafir. Keduanya-keduanya ada pada diri kita. Jadi jangan kita sia-siakan kesempatan yang diberikan. Karena khawatir, jika kita berhenti belajar maka titel fi sabilillah dicabut oleh Allah Swt. Khawatir jika makhluk langit dan bumi tidak lagi beristighfar memohon ampunkan dosa-dosa kita kepada Allah Swt. Khawatir jika Allah tidak lagi mudahkan jalan ke syurga.


Akhrie Robbani
Istana SINAI,  17 May 2011
Di saat bumi Palestina masih dijajah oleh zionis yahudi

0 komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright 2010-2011 Generasi Rabbani All Rights Reserved.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.