Masih Adakah Palestina di Hatimu

Selasa, 24 Mei 2011

Badannya tinggi semampai, postur tubuhnya lumayan besar dan kekar. Walaupun asli dari benua asia badannya hampir sama dengan rata-rata orang Mesir yang dikenal tinggi besar. Ia dan kawan-kawannya tinggal tak jauh dari flat kami. Bahkan setiap kali sholat berjama'ah di masjid kami selalu bertemu. Walau hanya sekedar saling sapa dan tanya kabar.

Nama pemuda itu adalah Mursyid. Ia berasal dari negeri Selangor-Malaysia. Kami berkenalan sekitar akhir tahun 2010 yang lalu. Ia seorang pemuda yang ramah dan murah senyum. Aku senang berteman dengannya. Semoga saja nanti aku bisa nyambung master di IIUM dan mampir ke rumahnya di Selangor. Amin 

Sore itu, usai sholat ashar kami bertemu di masjid As Salam untuk shalat berjama'ah. Ia datang menghampiriku dan berkata: "Stad..nanti lepas maghrib ke rumah yah..kita makan kare, ajak kawan-kawan di rumah ustad" Insha Allah jawabku sambil melemparkan senyum padanya. Mungkin ini adalah hikmah dari persahabatan. Selalu saja ada pertolongan Allah. Padahal di rumahku sore itu air nggak ngalir sehingga susah mau masak. Jadi tak perlu repot masak malam ini.

Setelah menunaikan sholat maghrib di masjid As Salam, Mursyid mengajakku dan kawan-kawan langsung menuju rumahnya yang terletak di kawasan bawwabah tsaniah. flat tempat tinggalnya persis di tepi jalan. Ada banyak toko berjejer di bawah gedung flatnya. Mulai dari toko alat elektronik, restaurant ala Mesir, toko makanan harian, toko buah-buahan, laundry pakaian bahkan kios jual ayam dan ikanpun ada disitu. lengkap dhe.

Sampai di rumah Mursyid kami di sambut dengan hangat oleh kawan-kawannya. Tepat di tengah ruang tamu ada poster Syekh Ahmad Yasin dengan tulisan Ahlan Wa Marhaban fi Sabilillah. Di sisi kanan ada poster Masjid Al Aqsha. Sedangkan di sisi kiri ruang tamu ada gambar peta Palestina dan ada satu lembar karton putih yang penuh dengan coretan tanda tangan dan bendera Palestina. Di situ tertulis dengan huruf yang cukup besar "Intifadhah Palestine". Ketika mau pamit pulang aku juga ikut membubuhkan nama serta tulisan "Freedom 4 Palestine" di karton tersebut. Keren juga idenya!

Sudah dua kali aku melihat rumah teman dari Malaysia. Kerennya rumah tersebut penuh dengan atribut dan poster Palestina. Semoga saja tidak sekedar atribut dan poster tapi juga ikut berpartipasi untuk pembebasan Palestina sesuai bidang kita masing-masing. Seperti kata Dr. Raghib As Sirjani dalam bukunya "Filishtin Wajibatul Ummah".

Oya, ngomong-ngomong tentang Palestina. Pasti kamu-kamu sudah pada dengar sebelumnya. Entah lewat obrolan ngalor ngidul teman-teman segank, dari penyiar radio berita yang suaranya serak-serak basah tak tentu arah. Atau mampir sebentar dari berita televisi yang kadang-kadang penyiarnya suka ngomong sendiri.

Ada yang gaya bicaranya datar-datar aja bahkan adakalanya dibicarakan dengan semangat yang membara sambil teriak-teriak orasi Palestina. Kita semua udah pada tahu khan. Kalo di Palestina itu terjadi keajaiban dunia. Yha, di sana terjadi perang antara hak dan bathil. Antara Zionis Yahudi dan Umat Islam. Antara Serdadu bersenjata lengkap dengan seorang anak kecil yang hanya melemparkan batu-batu kecil. Antara tentara Syetan dengan tentara Allah yang balasannya syurga nan abadi.

By the way, ngapain juga kita mikirin Palestina. Padahal masalah kita di sini banyak banget. Nah, hati-hati kalo udah terjangkit virus yang satu ini. Virus cuek yang hanya mementingkan dirinya sendiri. Dunianya cuma dunia sendiri. Lebih para dari pada dunia orang pacaran yang menganggap dunia milik mereka berdua yang lainnya cuma ngontrak minimal nge-kost.

Okey, disini kita mau bahas alasan mengapa kita wajib peduli terjadap permasalahan Palestina. Yang pertama: karena kita adalah manusia. kedua: karena kita adalah orang Indonesia. Ketiga: Karena kita adalah seorang muslim. Sebenarnya masih banyak alasan-alasan mengapa kudu peduli sama Palestina. tapi tiga ini sudah cukup mewakili.

Pertama: Karena Kita adalah Manusia

Bersyukurlah karena kita diciptakan sebagai manusia. Yha manusia yang dilengkapi dengan akal biar bisa mikir. Selain itu manusia juga punya hati. Hati nurani yang kadang kala bisa hepy, sedih dan lain-lain. Dan dengan hati inilah kita masih punya rasa cinta kasih terhadap sesama manusia. Kadang kala kita merasa iba terhadap pengemis yang hidup di jalan-jalan. Itu karena kita masih punya hati, masih ada sisi kemanusian.

Sisi kemanusiaan inilah yang hilang dari Zionis Israel terhadap bangsa Palestina. Mulai dari genosida, pembantaian massal, penangkapan, penyiksaan, teror, penggusuran, deportasi massal, isolasi ekonomi, diskriminasi sosial. Semua itu dilakukan Zionis Israel tanpa pandang bulu. Besar,kecil, orang tua dan perempuan. Kalo kita benar-benar masih punya hati nurani, pasti kita akan merasa sedih dan berupaya untuk membantu sekuat tenaga. Maka nggak heran banyak aktivis dan relawan ikut membantu rakyat Palestina yang non muslim. Seperti kita lihat peristiwa kapal mavi Marmara. Tak hanya muslim saja. Tapi banyak relawan-relawan yang non muslim ikut serta membantu rakyat Palestina.

Kedua: Karena Kita adalah Orang Indonesia

Kok ada kaitanya kenapa kita bantuin Palestina dengan kita orang Indonesia. Yup, Karena bangsa kita adalah bangsa yang anti penjajahan. Hal itu termaktub dalam undang-undang dasar 45 kita yang selalu dibaca setiap kali upacara bendera. Bangsa kita sudah merasakan pahitnya dijajah sama bangsa lain. 350 tahun lebih bangsa kita dijajah oleh Belanda dan Jepang. Kita yang hidup sekarang mah, enak-enak saja menikmati kemerdekaan tanpa merasakan pahitnya berjuang melawan kolonial Belanda dan Jepang.

Salah satu cita-cita bangsa Indonesia adalah terciptanya kedamaian di dunia. Tul nggak? dan Salah satu yang paling membahayakan perdamaian dunia adalah Zionis Israel. Tak hanya di Palestian dan Timur Tengah tapi seluruh dunia. Lihat saja Amerika yang kebanyakan orang-orang berkuasa di dalamnya notabene adalah Zionis Yahudi. Hal ini terbukti dengan sebuah survey yang di adakan di Eropa. Bahwa sekitar 60 % rakyat Eropa mengatakan kalo si Zionis Israel merupakan ancaman perdamain dunia.

Dan yang paling penting karena bangsa kita berhutang budi pada bangsa Palestina. Sejarah mencatat bahwa kemerdekaan Indonesia tak lepas dari dukungan bangsa Palestina dan negara-negara timur tengah lainnya. Hal itu ditunjukkan oleh seorang mufti besar Palestina Amin Al Husaini. Pada tanggal 6 September 1944 ngirimin ucapan selamat atas pengakuan Jepang terhadap kemerdekaan Indonesia. Berita ini disiarin dua hari berturut-turut. Bahkan harian Al Ahram di Mesir juga ikut memberitakan.

Hasilnya membuat kebakaran jenggot pirang keduataan belanda di Mesir. Karena Belada masih pengen ngejajah Indonesia kalo Jepang sudah pergi. Hal ini membuat kemerdekaan Indonesia sudah tersosialisasikan di timur tengah sebelum proklamasi sebenarnya digaungkan.

Tak hanya itu seorang tokoh Palestina Ali Taher segera mengambil semua tabungan di Bank lalu menginfakkan untuk perjuangan rakyat Indonesia. Nah, sekarang saatnya kita mencontoh Amin Al Husaini, Ali Taher dan semua warga Palestina yang sudah nunjukin rasanya kepada Indonesia. Tunjukin rasa Loe!

Ketiga: Karena Kita adalah Seorang Muslim

Siapa yang nggak peduli dengan urusan kaum muslim maka mereka bukan termauk dari mereka. Begitu sabda Rasul junjungan. Sebagai seorang muslim kita merupakan ibarat satu batang tubuh. Apabila anggota tubuh yang lain merasa sakit. Maka anggota tubuh yang lain juga turut merasakan sakit.

Ada banyak ayat dan hadits yang mengatakan bahwa kita merupakan saudara. Dan seorang saudara wajib membantu saudaranya yang lain. Masalah Palestina tidak hanya menjadi masalah bangsa Palestina atau bangsa Arab. tapi ini menjadi masalah bersama. masalah yang dibebankan setiap muslim begitu kata Dr. Yusuf Qardhawi dalam bukunya "Al Quds Qadhiyah Kullu Muslim".

Semoga dengan tulisan singkat ini lebih membuat kita lebih ngeh dengan masalah Palestina. Sekarang sudah banyak buku yang membahas tentang Palestina. Diantaranya buku "Palestine, Emang Gue Pikirin" karya Shofwan Al Banna dan banyak buku lainnya. So, sekarang tannyakan pada diri kita masing-masing. Masih adakah Palestina di hati kita? Wallahu'alam bis showab.

Akhrie Robbani
Semenanjung SINAI, 24 Mai 2011
Saat detik-detik menjelang imtihan termin dua

0 komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright 2010-2011 Generasi Rabbani All Rights Reserved.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.