Cinta, "Sesuatu Banget"

Minggu, 02 Oktober 2011


Setiap kali bertemu si jilbab biru muda itu hatiku berdesir, entahlah mungkin ini yang dikatakan sebagai cinta pada pandangan pertama. Sebenarnya cinta ini tidak boleh hadir dalam hati kecuali sudah diikat dengan tali pernikahan. Tapi tetap saja rasa itu "sesuatu banget" dan menggangu pikiranku akhir-akhir ini.

Memang cinta tak pernah diminta untuk hadir dalam diri, tapi ia hadir dengan sendirinya. Kadang ku coba untuk mengusir rasa itu dengan menyibukkan dengan berbagai kegiatan. Malah di saat sibuk di organisasi kadang kita malah bertemu dengan si jilbab biru yang manis, si jilbab coklat yang anggun, si jilbab pink yang membuat hati ikhwan berdebar-debar melihatnya. Kalo anak sekarang bilang CBSA "cinta bersemi saat aktif" (Cieeh...^_^)


Ya Allah bantulah hambamu ini yang sedang berusaha untuk menemukan belahan jiwa. Tanpanya diriku merasakan hidup ini terasa sepi dan hampa, seperti Nabi Adam yang merindukan hadirnya Hawa meskipun sudah tinggal di syurga. Kenikmatan syurga yang tiada tara rasanya hampa tanpa kehadiran makhluk halus yang satu ini (lagi belajar romantis nih yee...)

Ah, wanita memang "sesuatu banget". Bahkan Nabi mewasiatkan kepada kita untuk berlemah lembut kepada wanita. Sebab ia berasal dari tulang rusuk kita. Jika dikeraskan maka ia akan patah dan jika terlalu lembut akan bengkok. Dalam hadits lain Nabi juga mengatakan bahwa "sebaik-baik kamu adalah orang yang paling baik dengan keluarganya dan aku adalah orang paling baik dengan keluarga".

Kita memang bukan batu yang tidak punya perasaan. Kita hanya manusia biasa yang punya rasa cinta. Dan cinta itu harus diletakkan pada tempatnya. Maksudnya jodoh itu di tangan Allah, maka dapatkanlah dengan cara-cara yang diperintahkan Allah dan janganlah dengan cara-cara yang dilarang Allah.

Beda orang yang menikah lewat pacaran dengan orang yang menikah tanpa pacaran duluan. Kebanyakan orang yang menikah dengan pacaran kurang harmonis dalam rumah tangganya. Lihat saja artis sinetron yang tiap kali bercerai. Sebab setelah menikah ia akan sering membandingkan suaminya dengan orang yang pernah menjadi pacarnya. Sehingga ketika ia mendapati suaminya atau istrinya tidak sesuai dengan keinginannya ada rasa penyesalan, kenapa saya tidak menikah dengan pacar yang dulu saja. Akhirnya rumah tangga menjadi berantakan alias broken home.

Nikah dan pacaran sebenernya sama dari sisi pemenuhan kebutuhan. Kebutuhan apa? Yaitu kebutuhan memenuhi dahaga sebuah naluri (ghorizah). Naluri ini sebut saja ghorizah (naluri seksual), yaitu naluri untuk mencita dan dicinta, naluri untuk mempertahankan keturunan atau naluri ketertarikan terhadap lawan jenis.

Di zaman serba instan ini orang cenderung memilih cara cepat untuk memenuhi kebutuhannya tanpa memperhatikan halal-harom. Pengen cepet kaya, orang kemudian korupsi. Supaya ujian lulus, orang kemudian mencontek. Nah, pada saat udah gak tahan merindukan cinta pun akhirnya orang pilih jalan kompas: pacaran!

Gak heran kalo ada orang yang cukup umur untuk menikah, tapi belum juga ada keinginan untuk nikah. Why? Ngapain nikah, wong dengan pacaran aja kebutuhan udah terpenuhi koq. Nikah ntar aja dhe, kalau udah tua.

Saya baru sadar ketika menemukan buku "Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan" karya Ustad Salim A. Fillah. Bagi yang lagi ngebet pacaran saya sarankan untuk membaca buku ini. Jadi memang pacaran sebelum nikah itu ibarat sayur lodeh yang dimakan bumbunya duluan. Maksudnya semua aktivitas lawan jenis dari pegangan tangan dan saudara-saudaranya sudah sering dilakukan pas pacaran, sehingga ketika nikah semuanya terasa hambar.

Sobat muda...Nikah tanpa pacaran, why not? Banyak orang sekarang yang melalui jalur ini. Sebab hanya ini jalur yang syar'i dan nggak melanggar laranganNya. Terakhir, saya ingin menyampaikan status facebook seseorang yang sempat terbaca beberapa hari yang lalu "Pacaran sebelum nikah itu mengundang musibah sedangkan pacaran setelah nikah itu mendatangkan berkah, "sesuatu banget" Alhamdulillah..."

Akhrie Robbani


0 komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright 2010-2011 Generasi Rabbani All Rights Reserved.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.