Tetaplah Bersama Kami

Jumat, 07 Oktober 2011


Fenomena banyaknya aktivis dakwah yang berguguran memang membuat kita sedih. Karena mereka adalah aset dakwah yang bisa memberikan kontribusi besar dalam menyebarkan dakwah Islam di muka bumi. Kebanyakan mereka yang gugur di jalan dakwah mempunyai sebab-sebab dan alasan tertentu, mengapa mereka lebih memilih meninggalkan aktivitas dakwah. Sebagian mereka berargumen bahwa meninggalkan dakwah bukan berarti meninggalkan Islam.

Selain faktor dari diri seorang muslim itu sendiri, juga ada faktor dari harakah dan faktor dari luar yang bisa menyebabkan seorang aktivis dakwah gugur di tengah perjuangan. Sebagian orang mengeluhkan syakhsiah seorang murobbi yang kurang paham dengan ilmu-ilmu agama. Sehingga ada yang berkomentar "Buat apa liqo'? toh, tidak membuat seseorang jadi pakar syari'ah atau pakar tafsir."

Memang pada hakikatnya usroh atau yang lebih dikenal dengan liqo' yang pertemuannya hanya 2-3 jam sekali seminggu itu tidak akan membuat seseorang menjadi pakar syari'ah atau pakar hadits dan lainnya. Kalau memang benar-benar mau jadi pakar, maka sebaiknya kuliah di bidang tersebut. Liqo' atau halaqah hanyalah sebagai penambah wawasan keislaman kita dan wadah untuk membentuk syakhsiah islamiyah.

Pernah salah seorang senior saya bercerita bahwa seorang mad'u ingin keluar dari liqo'. Lalu murobbinya bilang bahwa jama'ah kita ini ibarat sebuah kapal di tengah samudera yang ganas. Meskipun kapal ini mempunyai banyak lubang yang sudah bocor akan tetapi hal ini lebih baik ketimbang harus melompat keluar kapal, sebab di luar sana sudah menunggu berbagai marabahaya yang bisa membinasakan kita.

Dr. Yusuf Al Qaradhawi pernah mengatakan seorang pemuda muslim haruslah hidup bersama muslim lainnya, dan jangan hidup sendirian. Sebab orang yang hidup secara sendiri-sendiri akan hilang, bekerjalah di dalam jamaah, hidup berjama'ah akan menjadikan kuat dalam ketaatan dan melindungi dari kemaksiatan.

Rasulullah saw mengatakan bahwa "fainnasyaithona ma'al wahid". Syetan ibarat srigala bagi manusia, dan srigala hanya akan memakan kambing yang tersesat. Perjuangan ini terlalu berat jika dijalani dengan kesendirian. Walau bagaimanapun kita tetap butuh jama'ah. Sementara itu di sekitar ada banyak serigala yang siap menerkam dan melumpuhkan mangsa yang terpisah dari komunitasnya.

Seorang muslim tidak akan dapat mencapai suatu tujuan yang besar jika hanya bekerja sendirian. Kita tidak akan bisa memberantas kemaksiatan jika hanya bekerja seorang diri. Maka sebab itu jama'ah ibarat setangkai lidi yang jika disatukan dengan lidi-lidi yang lain maka akan menjadi sesuatu kekuatan. Inilah yang diajarkan dalam Islam berpegang teguhlah kamu pada tali Allah dan jangan bercerai-berai, saling tolong-menolong.

Selain itu juga halaqah merupakan sarana untuk saling menasehati dalam hal kebenaran. Hal ini sesuai dengan firman Allah "Watawasau bil haq". Sebab jika amar ma'ruf nahi munkar sudah tidak ada lagi, maka pada saat itulah tercabut izzah ummat ini. Allah memuliakan umat ini karena mereka beriman kepada Allah dan saling mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. "Kuntum khairu ummatin ukhrijat linnas ta'muruna bil ma'ruf wan tanhauna anil munkar wa tu'minuna billah."

Ikhwah fillah...Keluar dari jama'ah ini bukan solusi untuk menyelesaikan permasalahan umat. Bahkan hanya menambah daftar panjang PR ummat. Tak ada gunanya kita  sibuk mencari kesalahan-kesalahan dalam jama'ah ini. Sebab jama'ah ini bukanlah jama'ah malaikat yang tak luput dari salah dan dosa. So, tetaplah berjalan bersama kereta dakwah ini. Meskipun di tengah jalan ada tikungan tajam yang mesti kita lalui bersama.

Akhrie Robbani
Cairo, 7 Oktober 2011

0 komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright 2010-2011 Generasi Rabbani All Rights Reserved.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.