Alhamdulillah, sobat muda apa kabar ? dah lama nggak ketemu nih...Ma'lesh lah akhir-akhir ini saya sedikit sok sibuk gitu. Jadi nulisnya kadang nggak sempat karena keburu capek dan males. hehe. Ala kuli hal, semua kita tetap sehat dan kuat kan?! sehat badannya dan kuat imannya. Sebab mukmin yang kuat lebih dicintai ama Allah ketimbang mukmin yang lemah alias letoy.
Oh yha, akhir-akhir ini suasana di Kairo kembali mulai panas padahal musim panasnya udah mau minggat, hehe. Udah pada denger khan beritanya kemarin orang-orang kristen koptik Mesir yang bentrok dengan pihak militer Mesir. Katanya sih pemerintah Mesir nggak adil sama orang kristen. Mereka pengen mendirikan gereja di mana saja sebagai tuntutannya kepada pemerintah. Ada-ada saja orang kristen ini. Orang mau pemilu malah sibuk bikin rusuh aje, hehe.
Pagi ini sebagai seorang aktivis kampus (sok sedap) saya pergi ke kuliah. Yha, itukan sudah kewajiban sebagai tholibul ilmi harus mengambil ilmu dari guru atau syekh. Tidak hanya sekedar baca-baca buku tanpa dibimbing seorang guru. Karena bisa saja kita salah paham dan akhirnya malah menyesatkan orang. Makanya ilmu itu harus langsung diambil dari ahlinya. Tul nggak?!
Sampai di kuliah sudah banyak terlihat mahasiswa asing di depan fakultas Ushuluddin yang penuh dengan sejarah. Ketika ingin masuk ke dalam saya berjumpa dengan salah seorang teman yang dulu sama-sama di jurusan Hadits. "Akhi...fi muhadaharah elyoum wa lae?" tanyaku penasaran padanya. "Mumkin hatibda' muhadharah usbu' gay" jawabnya polos. Ternyata proses belajar mengajar masih belum aktif. Lagian masih ada beberapa mahasiswa S2 yang masih ujian. Kemungkinan belajar akan dimulai minggu depan.
Akhirnya setelah dari kampus saya menuju ke masjid Al Azhar. Masjid yang penuh dengan mahasiswa-mahasiswa asing untuk talaqqi dengan para masayikh kibar. Bahkan mufti Mesir Syekh Ali Jum'ah juga memberika pelajaran ushul fiqh di masjid ini. Tidak hanya itu sang Maestro Hadits Syekh Usamah Sayyid Azhari juga memberika pelajaran hadits di ruwaq athraq.
Ada getaran-getaran dahsyat ketika saya masuk ke dalam masjid. Di sana-sini terlihat orang sibuk mengikuti talaqqi. Biasanya talaqqi dimulai dari sejak pagi hingga malam. Seakan masjid ini tak pernah henti dari kehadiran ulama-ulama besar di negeri kinanah ini. Pelajarannya pun beragam dari kitab hadits, tafsir, ushul fiqh, nahwu, tauhid, fiqh syafi'i, fiqh hanafi dan lain sebagainya.
Wajah-wajah para talaqqers di ruwaq athraq salah satu nama ruangan di dalam masjid Al Azhar ini dipenuhi oleh pelajar-pelajar asing. Kebanyakan saya lihat adalah wajah-wajah Asia. Ada Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapore, dan Negara-negara ma wara'an nahar.Selain itu juga banyak pelajar-pelajar dari Afrika. Mereka tampak bersemangat dan khusyuk dalam mengikuti setiap pelajaran dari para masayikh. Bahkan setiap selesai pelajaran mereka berebut untuk bisa mencium tangan para masayikh dan meminta tangannya. Begitulah seharusnya akhlak seorang murid kepada gurunya. Selain itu pakaian yang dipakai oleh para talaqqers adalah jalabiah atau yang dikenal di Indonesia dengan gamis khas Arab.
Itulah sekelumit cerita mahasiswa Indonesia di Mesir, mereka adalah orang-orang harapan negeri yang bisa memberikan pencerahan ketika mereka kembali ke Indonesia. Semangat mereka sangat luar biasa dalam menuntut ilmu. Seperti halnya Fahri dalam "Ayat-Ayat Cinta".
Di sisi lain ada dunia aktivis yang mewarnai kehidupan masisir (Mahasiswa Indonesia di Mesir). Mereka juga orang-orang yang pintar bernegosiasi dan berorganisasi. Cara bicara mereka sangat memukau di depan publik. Retorikanya pun bisa diakui. Pintar berdebat dalam persidangan.
Dunia aktivis memang dunia super sibuk. Kadang ada acara mendadak, ada undangan dari organisasi lain, ada rapat dengan pengurus, ada konsolidasi dengan afliasi lain dan lain sebagainya. Terjun dalam dunia ini memang sedikit beresiko. Tapi ini hanya bagi mereka yang tidak pandai mengatur waktu. Sebab tanpa sadar ujian semester sudah dekat. Sedangkan persiapan belum ada. Cape dhe!
Aktivis memang harus bisa membagi waktu. Terutama waktu untuk belajar dan kuliah. Meskipun sibuk di organisasi tapi kuliah tetap number one. Prestasinya tidak kalah dengan para pegiat kampus dan para talaqqers. Itulah sebabnya aktivis harus punya waktu khusus untuk belajar. Jangan sampai aktivis ketika ditanya suatu permasalah fiqih jawabannya pake kira-kira. Apalagi kalau aktivis lola. tahukan lola? itu lho loading lama alias telmi. Plees dhe!
Setiap orang memang mendambakan kesuksesan. Banyak kok, orang yang bisa terbukti bisa "'Sukses Study dan Organisasi". Karena pada hakikatnya kedua-keduanya amat penting bagi seorang mahasiswa yang akan terjun ke masyarakat. Belajar adalah tujuan utama untuk bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Sedangkan organisasi adalah wadah pembelajaran bagaimana mengaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat. Bagaimana cara membuat sebuah acara dan berdialog dengan para tokoh-tokoh di negeri kita.
Yha, itulah yang saya maksud dengan "Antara Dua Dunia..." Dunia para talaqqers, mereka yang ihtimam dengan belajar dengan syekh di masjid Al Azhar dan tempat lainnya. Dan dunia para aktivis yang penuh dengan seabrek kegiatan. Semoga kedua-duanya kembali ke Indonesia dapat memberikan pencerahan bagi bangsa Indonesia. Amin :)
Oh yha, akhir-akhir ini suasana di Kairo kembali mulai panas padahal musim panasnya udah mau minggat, hehe. Udah pada denger khan beritanya kemarin orang-orang kristen koptik Mesir yang bentrok dengan pihak militer Mesir. Katanya sih pemerintah Mesir nggak adil sama orang kristen. Mereka pengen mendirikan gereja di mana saja sebagai tuntutannya kepada pemerintah. Ada-ada saja orang kristen ini. Orang mau pemilu malah sibuk bikin rusuh aje, hehe.
Pagi ini sebagai seorang aktivis kampus (sok sedap) saya pergi ke kuliah. Yha, itukan sudah kewajiban sebagai tholibul ilmi harus mengambil ilmu dari guru atau syekh. Tidak hanya sekedar baca-baca buku tanpa dibimbing seorang guru. Karena bisa saja kita salah paham dan akhirnya malah menyesatkan orang. Makanya ilmu itu harus langsung diambil dari ahlinya. Tul nggak?!
Sampai di kuliah sudah banyak terlihat mahasiswa asing di depan fakultas Ushuluddin yang penuh dengan sejarah. Ketika ingin masuk ke dalam saya berjumpa dengan salah seorang teman yang dulu sama-sama di jurusan Hadits. "Akhi...fi muhadaharah elyoum wa lae?" tanyaku penasaran padanya. "Mumkin hatibda' muhadharah usbu' gay" jawabnya polos. Ternyata proses belajar mengajar masih belum aktif. Lagian masih ada beberapa mahasiswa S2 yang masih ujian. Kemungkinan belajar akan dimulai minggu depan.
Akhirnya setelah dari kampus saya menuju ke masjid Al Azhar. Masjid yang penuh dengan mahasiswa-mahasiswa asing untuk talaqqi dengan para masayikh kibar. Bahkan mufti Mesir Syekh Ali Jum'ah juga memberika pelajaran ushul fiqh di masjid ini. Tidak hanya itu sang Maestro Hadits Syekh Usamah Sayyid Azhari juga memberika pelajaran hadits di ruwaq athraq.
Ada getaran-getaran dahsyat ketika saya masuk ke dalam masjid. Di sana-sini terlihat orang sibuk mengikuti talaqqi. Biasanya talaqqi dimulai dari sejak pagi hingga malam. Seakan masjid ini tak pernah henti dari kehadiran ulama-ulama besar di negeri kinanah ini. Pelajarannya pun beragam dari kitab hadits, tafsir, ushul fiqh, nahwu, tauhid, fiqh syafi'i, fiqh hanafi dan lain sebagainya.
Wajah-wajah para talaqqers di ruwaq athraq salah satu nama ruangan di dalam masjid Al Azhar ini dipenuhi oleh pelajar-pelajar asing. Kebanyakan saya lihat adalah wajah-wajah Asia. Ada Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapore, dan Negara-negara ma wara'an nahar.Selain itu juga banyak pelajar-pelajar dari Afrika. Mereka tampak bersemangat dan khusyuk dalam mengikuti setiap pelajaran dari para masayikh. Bahkan setiap selesai pelajaran mereka berebut untuk bisa mencium tangan para masayikh dan meminta tangannya. Begitulah seharusnya akhlak seorang murid kepada gurunya. Selain itu pakaian yang dipakai oleh para talaqqers adalah jalabiah atau yang dikenal di Indonesia dengan gamis khas Arab.
Itulah sekelumit cerita mahasiswa Indonesia di Mesir, mereka adalah orang-orang harapan negeri yang bisa memberikan pencerahan ketika mereka kembali ke Indonesia. Semangat mereka sangat luar biasa dalam menuntut ilmu. Seperti halnya Fahri dalam "Ayat-Ayat Cinta".
Di sisi lain ada dunia aktivis yang mewarnai kehidupan masisir (Mahasiswa Indonesia di Mesir). Mereka juga orang-orang yang pintar bernegosiasi dan berorganisasi. Cara bicara mereka sangat memukau di depan publik. Retorikanya pun bisa diakui. Pintar berdebat dalam persidangan.
Dunia aktivis memang dunia super sibuk. Kadang ada acara mendadak, ada undangan dari organisasi lain, ada rapat dengan pengurus, ada konsolidasi dengan afliasi lain dan lain sebagainya. Terjun dalam dunia ini memang sedikit beresiko. Tapi ini hanya bagi mereka yang tidak pandai mengatur waktu. Sebab tanpa sadar ujian semester sudah dekat. Sedangkan persiapan belum ada. Cape dhe!
Aktivis memang harus bisa membagi waktu. Terutama waktu untuk belajar dan kuliah. Meskipun sibuk di organisasi tapi kuliah tetap number one. Prestasinya tidak kalah dengan para pegiat kampus dan para talaqqers. Itulah sebabnya aktivis harus punya waktu khusus untuk belajar. Jangan sampai aktivis ketika ditanya suatu permasalah fiqih jawabannya pake kira-kira. Apalagi kalau aktivis lola. tahukan lola? itu lho loading lama alias telmi. Plees dhe!
Setiap orang memang mendambakan kesuksesan. Banyak kok, orang yang bisa terbukti bisa "'Sukses Study dan Organisasi". Karena pada hakikatnya kedua-keduanya amat penting bagi seorang mahasiswa yang akan terjun ke masyarakat. Belajar adalah tujuan utama untuk bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Sedangkan organisasi adalah wadah pembelajaran bagaimana mengaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat. Bagaimana cara membuat sebuah acara dan berdialog dengan para tokoh-tokoh di negeri kita.
Yha, itulah yang saya maksud dengan "Antara Dua Dunia..." Dunia para talaqqers, mereka yang ihtimam dengan belajar dengan syekh di masjid Al Azhar dan tempat lainnya. Dan dunia para aktivis yang penuh dengan seabrek kegiatan. Semoga kedua-duanya kembali ke Indonesia dapat memberikan pencerahan bagi bangsa Indonesia. Amin :)
Akhrie Robbani
Kampoeng Sepoeloeh, 10 Oktober 2011

 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

 
 Postingan
Postingan
 
 
0 komentar:
Posting Komentar