Manusia-Manusia Buku

Senin, 13 Februari 2012



Beberapa hari yang lalu saya membaca sebuah status menarik dari dinding seorang kawan difacebook "Membaca satu buku lebih dari pada seribu komentar". Yup, benar banget bahwa bagaimanapun buku tetap menjadi sebaik-baik kawan duduk. Karena dengan membaca buku akan menambah ilmu pengetahuan sekaligus ibadah jika kita niatkan ikhlas mencari ridho Allah semata.

Meskipun membaca buku akan menambah ilmu pengetahuan dan wawasan. Tapi tidak banyak kita temukan orang yang ngefans dengan aktifitas yang satu ini. Sebab membaca buku identik dengan menjemukan dan membosankan. Bahkan membutuhkan energi untuk berpikir dan tak jarang bikin kita pusing tujuh keliling. Sehingga kebanyakan kita lebih memilih aktifitas nyantai seperti nonton tv, main internet dan lain sebagainya.

Hernowo seorang penulis buku "Andai Buku Sepotong Pizza" menawarkan paradigma yang menyamakan buku sebagai "makanan". Sebagaimana jasmani manusia yang membutuhkan nutrisi agar tubuh menjadi sehat, manusia pun membutuhkan energi khusus yang dapat mengasah ketajaman ruhaninya. Dalam konteks inilah buku dapat menjadi santapan ruhani manusia yang penuh gizi.

Selain itu beliau juga memberikan tips agar membaca tidak menjadi aktivitas yang membosankan. Pertama: Bacalah buku-buku yang kita gemari dengan tema-tema yang kita sukai sebagaimana makanan kesukaan. Artinya kita kudu membaca buku-buku yang takhasus di bidang yang kita minati. Kalau kita jurusan Hadits bacalah buku-buku Ulumul Hadits, Takhrij, Dirasah Asanid. Begitu juga yang di bidang Tafsir, Syari'ah, Lughoh dan lain sebagainya. Karena zaman sekarang, orang lebih menghargai para pakar di bidangnya masing-masing.

Kalau kita lihat zaman para sahabat dan tabi'in, setiap mereka mempunyai kekhususan masing-masing yang tidak dimiliki oleh sahabat yang lain. Sebagaimana yang disabdakan oleh baginda Rasulullah saw : "Orang yang paling penyayang di antara umatku adalah Abu Bakar, yang paling keras dalam urusan agama adalah Umar bin Khattab, yang paling malu kepada Allah adalah Ustman bin Affan, yang paling bagus bacaan Al Qur'annya adalah Ubai bin Ka'ab, yang paling paham dengan ilmu waris adalah Zaid bin Tsabit dan yang paling tahu masalah halal dan haram adalah Muaz bin Jabal. Setiap umat mempunyai orang kepercayaan dan orang yang paling terpercaya dalam umat ini adalah Abu Ubaidah bin Jarrah." (H.R Tirmidzi)

Kedua: Ada baiknya sebelum membaca buku kita cicipi dulu buku tersebut. Dan jangan lupa tambahkan gula pasir secukupnya dan disedu dengan air panas, lho...kok jadi nggak nyambung gini. Keep fokus ah! (hehe). Caranya adalah dengan jalan mengenali siapa penulis buku tersebut. Buku apa saja yang telah beliau tulis. Atau mencari informasi tentang sesuatu yang menarik dalam buku tersebut. Boleh juga membaca testimoni orang tentang buku yang tengah kita baca.

Ketiga: Untuk menyelesaikan buku tersebut bisa kita lakukan dengan cara mengemil (sedikit demi sedikit seperti orang makan kacang goreng). Makanya kalo bisa kemanapun kita pergi jangan lupa bawa buku. Sebab banyak waktu kosong. Dan waktu kosong tersebut bisa kita bunuh dengan membaca buku. Saat-saat nunggu bis, saat dalam perjalanan, saat ngantri dan lain sebagainya. Dengan jalan seperti ini buku setebal apapun kalau kita ansur-ansur insya Allah akan segera selesai. Kalo kata kawan saya orang Arab "Kullu syai'in bin ansurin" yha nggak? hehe.

Sobat muda muslim, Siap menyantap buku tiap hari? Karena tak ada sejarah orang sukses tanpa membaca buku. Orang-orang besar adalah orang yang gemar membaca buku. Membaca buku bukan sebatas hobi akan tetapi adalah sebuah kewajiban syar'i. Maka nggak heran ayat pertama kali turun adalah perintah untuk kita membaca, Iqra' bismirabbikalladzi kholaq.

Akhrie Ar Robbani
Negeri Alfi Mi'zanah, 30 Januari 2012


0 komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright 2010-2011 Generasi Rabbani All Rights Reserved.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.