Misteri Mani

Senin, 12 Maret 2012


Alkisah, dulu ada seorang syekh yang sangat mencintai ilmu, dimanapun dan kapanpun beliau selalu berusaha menuntut ilmu dan mengajarkan ilmunya. Karena amanah yang paling besar dan akan ditanyakan di akhirat nanti adalah amanah menyampaikan ilmu terutama ilmu syar'i. 

Jadi suatu ketika syekh ini sudah di atas kasur kematian. Sebentar lagi malaikat Izrail akan mencabut nyawanya. Pada saat genting seperti itu para murid beliau berkumpul mengelilinginya. Namun di saat sakaratul maut, sang guru tetap mengajarkan ilmu kepada para muridnya. Ia mengatakan kepada muridnya-muridnya dengan nafas tersengal "Wahai murid-muridku...ketahuilah, bahwa mani kelelawar sama seperti mani seorang laki-laki" Tak lama kemudian sang guru meninggal dunia.

Setelah itu para murid-muridnya belajar kepada para masayikh yang lain. Tapi ada seorang murid yang tekun belajar sehingga 40 tahun kemudian ia menjadi seorang Hakim Agung di Daulah Abbasiah.

Singkat cerita, terjadi suatu peristiwa yang bisa mengakibatkan perang antar negara. Yaitu sang raja mendapati mani di atas kasur tempat tidurnya bersama permaisuri. Akan tetapi sang raja malam itu tidak tidur bersama permaisuri. Lalu kenapa ada mani di atas kasur ini. Jika benar permaisuri selingkuh maka akan terjadi peperangan. Sebab masyhur zaman dahulu raja menikah dengan puteri kerajaan lain.

Sang raja sudah memanggil para ilmuwan kerajaan untuk memastikan bahwa ini adalah benar-benar mani. Setelah diadakan uji coba maka para ilmuwan kerajaan menguatkan bahwa ini benar-benar mani. Tapi sebelum terjadi perang antar kerajaan maka dipanggillah hakim agung untuk memustukan perkara.

Akhirnya datanglah hakim agung tadi ke kamar sang raja. Lalu ia melihat ke langit-langit kamar raja, ia mendapatkan di sudut langit-langit ada lobang kecil. Lantas ia menyuruh beberapa prajurt kerajaan untuk memeriksa isi lobang tersebut. Setetah diperiksa ternyata isinya adalah makhluk kecil bernama kelelawar. Hakim agung tersebut teringat akan perkataan gurunya sebelum meninggal bahwa mani kelelawar sama seperti mani seorang laki-laki. 

Terungkaplah misteri mani di atas kasur raja tersebut. Mani itu adalah mani kelelawar bukan mani seorang laki-laki. Sebagaimana yang dikatakan oleh gurunya dulu sebelum meninggal bahwa mani kelelawar sama seperti mani seorang laki-laki. Dengan karunia Allah perang antar negara tidak terjadi. Berkat ilmu dari seorang hakim agung yang ia dapatkan dari gurunya sebelum meninggal. Kini barulah ia mengerti manfaat dari ilmu yang tuntut selama ini.

Akhi fillah, saat ini mungkin kita belum merasakan buah dari ilmu yang kita tuntut. Atau kadang kita sempat berpikir kenapa harus capek-capek ke kuliah mendengarkan muhadharah, toh bisa baca diktatnya langsung.  Tapi boleh jadi pemahaman kita tidak sesuai dengan apa yang dipahami duktur. Apalagi di tengah muhadharah banyak sekali duktur memberikan tambahan-tambahan yang tidak ada tertulis di kitab.

Ketika kita sudah pulang ke Indonesia nanti, pasti banyak masyarakat yang akan bertanya kepada kita. Apa hukumnya ini, hukumnya itu dan lain sebagainya. Namun bisa jadi kita teringat akan perkataan duktur ketika menghadiri kuliah. Mungkin sekarang belum terasa, tapi besok ketika di Indonesia barulah kita menyesal. Kenapa dulu tidak rajin-rajin selama di Kairo!

Akhrie Robbani
Negeri Qur'ani, 12 Maret 2012
Kutulis untuk menyiram semangat yang semakin layu

0 komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright 2010-2011 Generasi Rabbani All Rights Reserved.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.