Orang Pinter Yang Gagal

Jumat, 23 Maret 2012


Bismillah

Bertahun-tahun kita sekolah, mulai dari kita masih ingusan kelas satu SD sampai S1 di kuliah, niatnya apa sih? Tak lain dan tak bukan adalah untuk menjadi orang pinter. Karena biasanya kalo jadi orang pinter bakal jadi orang sukses di masa depan, ya nggak? Tapi ada lho, orang pinter tapi nggak sukses bin gagal. Lha kok bisa...

Sebaliknya ada orang yang gagal tapi sukses. Seperti yang pernah saya tulis dalam catatan facebook "Rosib Yang Sukses". Yup, intinya bagaimana kita menjadi kegagalan tersebut sebagai batu loncatan untuk menggapai kesuksesan. Sebagaimana yang dikatakan oleh Dr. Aidh Al Qarni penulis buku La Tahzan "Orang yang cerdas dan bijak dan selalu mampu menyulap duka menjadi sukses, sementara orang bodoh dan pengecut selalu membuat satu musibah menjadi musibah-musibah lain."

Di sisi lain ada orang yang pinter tapi gagal dalam menyikapi kepinterannya. Kok bisa sih, apa aja sebenarnya faktor-faktor yang membuat ia bisa gagal. Padahalkan orang pinter (maksudnya bukan dukun lho) seharusnya dengan mudah bisa mencapai kesuksesan. Yuk, kita simak faktor-faktor yang bikin orang pinter jadi gagal.

Pertama: Kurang berinteraksi, meskipun kita sudah pinter tapi kurang gaul dengan orang lain. Atau tidak bisa bersosialisasi dengan orang lain. Maka alamat kita akan menjadi orang-orang yang terpinggirkan. Disebabkan kita tidak bisa berkomunikasi dengan baik. Jadi, supaya jadi orang pinter and nggak gagal maka banyak-banyaklah bergaul dengan orang lain. Dengan siapapun dan dimanapun. Kenalkan diri kita kepada mereka. Dan jangan pernah merasa malu bergaul dengan siapapun.

Begitu juga dengan berdakwah. Kalo kita ingin mendakwahi orang lain maka harus bisa mengambil hati orang tersebut. Kata Dosen saya "jika ingin memberikan orang lain sebuah apel, maka apelnya jangan dilemparkan tapi berikan dengan baik-baik". Istilahnya dalam bahasa arab bil hikmah wal mauizhah.

Kedua: Banyak perhitungan. Biasanya orang-orang yang banyak perhitungan ini tidak disukai oleh orang lain. Sebab biasanya orang-orang seperti ini terlalu pelit dan maksa "kamu tuh harus begini and nggak boleh gitu." Wajar saja kita gagal dalam berinteraksi dengan orang lain. Dan susah untuk jadi orang sukses kalo seperti ini.

Ketiga: Merasa udah pinter. Orang yang merasa udah pinter and nggak mau lagi belajar. Maka sulit baginya untuk menerima saran dan nasehat dari orang lain. Padahal ilmu yang Allah berikan kepada kita hanya sedikit sekali. Bagaikan setitik air pada jarum yang dicelupkan ke dalam lautan. Tak ada apa-apanya dibandingkan ilmu Allah. Seorang ulama mengatakan bahwa "Orang yang mengaku dirinya pinter maka sungguh dia lah sebenarnya orang yang bodoh"

Keempat: No Action, tidak hanya pandai berbicara tapi juga mengamalkan. Dalam bahasa Al Qur'an orang-orang seperti ini sangat dibenci disisi Allah. Bagaimana kita menyuruh orang lain sementara kita melupakan diri kita sendiri. 

Kelima: Nggak berani bertindak. Kita tidak saja membutuhkan orang-orang yang hanya pandai berbicara tapi juga berani bertindak. hampir sama dengan faktor keempat "no action alias omdo (omong doank)". Untuk itu kita harus percaya dan yakin terhadap apa yang kita sampaikan.

Trus gimana donk supaya kita nggak jadi orang pinter yang gagal. Caranya adalah:

Pertama: Deket dengan orang-orang alim dan soleh. Sebab jika kita deket dengan mereka kita tidak dijerumuskan kepada keburukan. Mereka akan selalu memberikan kita nasehat ketika kita lalai dan lupa. Makanya ada pepatah yang bilang orang yang berkawan dengan orang saleh ibarat berteman dengan tukang minyak wangi. Untung-untung kita langsung dikasih minyak wangi..hehe. Asyik!

Kedua: Jauhin dari perbuatan yang melenakan. Yup Islam sudah mengajarkan kita untuk menjadi orang yang memanfaatkan waktu dengan baik. Dalam sebuah hadits dikatakan bahwa tanda baiknya Islam seseorang adalah ia meninggalkan apa yang tidak bermanfaat bagi dirinya baik perkataan maupun perbuatan. Sudah seharusnya seorang muslim yang baik memanfaatkan waktu-waktunya untuk pengembangan diri. Baik dari segi keilmuan, skill dan lain sebagainya. Jangan sampe kita dilenakan dengan dunia maya non stop. Atau main PS yang tak tahu waktu.

Ketiga: Inget selalu dengan tujuan awal kita. Jauh-jauh kita datang dari Indonesia ke Mesir ngapain sih? apa cuma buat ketemu sama orang Arab atau mau cari Aishah (hehe). Yup, kita datang ke sini dengan sebuah obsesi, dengan sebuah cita-cita ingin memperdalam ilmu agama. Maka ingatlah tujuan awal kita. Kalo bisa tempel di dinding kamar kita "Ke Mesir Apa yang Kau Cari?"

Keempat: Inget pengorbanan orang-orang yang mencintai kita. Pasti ada banyak hal yang sudah dikorbankan oleh orang-orang menyayangi kita supaya kita bisa pinter and suskes. Terutama kedua orang tua yang sudah banyak mengeluarkan duit setiap bulannya. Apalagi pas mau berangkat ke Mesir harus jual sawah, jual motor, jual kebun dan lain sebagainya. So, inget-inget yha sama mama and papa di rumah ^_^

Kelima: Inget sama konsekwensi dari perbuatan kita. Entah itu perbuatan baik maupun perbuatan buruk. Setiap ada aksi pasti ada reaksi, ya nggak? Kalo kita berbuat baik sama orang lain, pasti orang juga bakalan baik sama kita kecuali emang orangnya keras kepala (hehe). Begitu juga kalo kita jahat sama orang lain, maka siap-siap dijahatin juga, hehe. Kita harus selalu memprekdiksikan semua perbuatan kita. Kalo kita lakuin gini, nanti akibatnya pasti gini. Yha, gitu dhe...

Nah, pada nggak mau kan jadi orang pinter yang gagal. So that's why, kita kudu pinter-pinter (hehe). Tidak hanya pinter masalah pelajaran aja, tapi juga pinter bergaul dan berinteraksi dengan orang lain. Kalo kata pakar-pakar (pakar apa ya namanya?) bahwa tidak hanya IQ (Intelektual Quetion) saja yang diperlukan untuk menjadi orang sukses tapi EQ (Emosional Quetion) juga sangat menentukan.

NB: Makasih buat Te Fa yang udah bagi-bagi ilmu sama kita pagi ini

0 komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright 2010-2011 Generasi Rabbani All Rights Reserved.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.