Masakan Special Mahasiswa Indonesia di Kairo

Selasa, 10 April 2012


Masak, siapa takut? masalah masak-memasak sudah jadi mainan sehari-hari (main panci, main pisau, hehe) mahasiswa Indonesia di Kairo. Nggak percaya? datang aja ke flat-flat mahasiswa Indonesia di Kairo. Pasti bakalan ngeliat mahasiswa-mahasiswa yang kreatif dan pinter masak yang nggak kalah jago dengan koki-koki international (lebay.com). Buktinya ada banyak rumah makan mahasiswa Indonesia di Kairo.

Rata-rata mahasiswa Indonesia di Kairo tinggal di sebuah flat. Setiap flat biasanya dihuni oleh tujuh atau delapan orang. Tentunya sewa flat berbeda-beda. Kalo flatnya bagus biasanya biaya sewa sampai 1000 Pound Egypt, sekitar dua jutaan gitu lah. Nah, karena orang Indonesia nggak bisa makan tanpa nasi dan lauk. Maka mau tak mau mahasiswa di sini harus pinter masak-memasak. 

Karena di rumah ada anggota tujuh orang, maka setiap harinya kita bergantian piket masak. Jadi dalam semingu kita punya jadwal masak buat teman-teman serumah. Meskipun ada banyak rumah makan Indonesia di Kairo, yha harus punya kantong tebal kalo mau makan di luar.

Awal saya datang ke Kairo sempat kaget dengan tradisi yang satu ini. Karena harus bisa masak. Kalo nggak, yha nggak makan. Jadi terpaksalah belajar masak meski awalnya sering gosong atau keasinan dan lain sebagainya. Tapi sekarang, jangan ditanya mau masak apa aja bisa asal cuma disuruh potong cabe ama bawang, hehe. 

Dulu saya sempat diajarin sama salah seorang senior dari Gorontalo tentang masak telor dadar. Jadi, telor yang sedikit bisa jadi banyak. Caranya gampang kok! tinggal telor dadar yang sudah dikocok lalu digoreng di atas panci, trus jangan lupa pancinya ditutup beberapa detik. Insya Allah telornya bakalan jadi gede'. Nggak percaya? Silahkan dicoba. Kawan saya menamankanya "Telor Dadar Tutup Panci" (hehe).

Ada banyak kreasi kawan-kawan dalam memasak. Ada yang suka masak gulai haikal, ini salah satu makanan favorit mahasiswa Indonesia di Kairo. Haikal ini boleh dikatakan semi ayam. Jadi walaupun nggak bisa beli ayam satu ekor yang penting bisa makan ayam (hahay). Ada juga yang suka masak kentangki. Yha mirip-miriplah sama kentucki...hehe.

Kadang saya suka wisata kuliner juga, cukup dengan ziarah ke rumah kawan-kawan yang berasal dari lain daerah. Seperti yang dari Jawa Barat, Aceh, Kalimantan, apalagi Padang. Kalo ke rumah kawan-kawan Padang pasti penuh dengan "sambalado". Kalo nggak ada "sambalado" rasanya kurang afdhol :)

Itulah salah satu keistimewaan mahasiswa Indonesia di Kairo. Selain ilmu agamanya udah keren, masaknya juga oke. So, beruntunglah yang mendapatkan suami mahasiswa Indonesia di Kairo (maksudnya apa nih? ^_^ ). (thefaith_89@yahoo.com)

0 komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright 2010-2011 Generasi Rabbani All Rights Reserved.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.