Sebuah ungkapan mengatakan "Dibalik kesuksesan seseorang ada istri hebat di belakangnya, begitu juga sebaliknya dibalik kesuksesan wanita ada suami hebat dibelakangnya." Saya tidak tahu siapa yang pertama kali melontarkan pernyataan ini. Tapi memang kalau dilihat realitanya kebanyakan memang seperti itu.
Lihatlah kesuksesan dakwah Nabi Muhammad Saw, ternyata ada Khadijah yang selalu memberikan motivasi kepada sang Nabi. Ketika Nabi pertama kali berjumpa dengan Jibril di gua hira, ia pulang dengan nafas yang tersengal-sengal. Sesampai di rumah ia disambut dengan senyuman manis Khadijah. Selimuti aku...selimuti aku...kata sang nabi. Khadijah dengan sigap menyelimuti sang nabi lalu mengatakan "wahai suamiku, demi Allah. Allah tidak akan pernah menghinakanmu sebab engkau adalah orang yang menjaga tali silaturahmi, jujur dalam berkata, menunaikan amanah dan suka menerima tamu dan menolong orang yang lemah.
Terkadang kita menginginkan istri selembut Khadijah dan secantik Aisyah. Kita mau istri seperti Fatimah yang sholehah. Tapi pertanyaannya sekarang, sudahkah kita memiliki sifat dan akhlak sepertinya suaminya 'baginda Nabi' dan sesholeh Ali bin Abi Thalib. Sering kali kita hanya bisa menuntut tanpa mau mengintropeksi diri. Sebab Allah akan memberikan kita pasangan hidup sebagaimana diri kita. Dan ini sesuai dengan firmannya "wanita-wanita keji untuk laki-laki yang keji, dan wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik".
Saya terkadang sedih membaca berita-berita di Indonesia. Ada istri yang tega membunuh suaminya dengan cara yang sangat kejam, begitu juga ada suami yang membakar istrinya. Rasanya sudah hilang rasa cinta yang ada dalam hati mereka kepada pasangannya. Padahal dulu sebelum menikah saling berkasih sayang dan memadu kasih.
Begitu juga dengan kehidupan para selebritis Indonesia yang setiap saat kawin-cerai. Karena memang dalam pandangan mereka menikah hanya sekedar melampiaskan nafsu belaka. Padahal dalam islam kita diajarkan bahwa menikah adalah salah satu ibadah dan meniatkan untuk melahirkan keturunan yang sholeh dan sholehah agar bisa melanjutkan perjuangan risalah Islam.
Sebenarnya saya belum layak bercerita panjang tentang kehidupan berumah tangga. Karena saya memang belum menjalani masa ini. Berat memang mengarungi samudera bahtera rumah tangga. Tapi saya lihat kebanyakan keluarga yang broken home adalah pasangan yang tidak mengindahkan perintah Allah dalam kehidupan rumah tangga. Banyak yang sudah menikah tapi selingkuh tetap saja jalan. Bukankah menikah menutup pintu zina. Yha, itu tadi karena si empunya tidak menjalankan perintah Allah.
Kita menginginkan anak-anak yang sholeh dan patuh pada orang tua. Sudahkah kita meniti tangga-tangga untuk mendapatkan anak-anak yang sholeh. Tangga pertama yang harus kita mulai adalah mencarikan ibu bagi anak-anak kita. Ibu yang bisa mendidik dan memberikan tauladan buat anak-anak. Karena keluarga adalah sekolah pertama bagi anak-anak.
Mencari pasangan tidak sekedar melihat kecantikan fisik belaka. Tapi juga harus memandang bagaimana agamanya. Karena rumah tangga yang tidak dibangun atas dasar agama yang kuat akan mudah roboh. Maka mencarikan ibu bagi anak-anak kita adalah hal yang sangat penting jika ingin anak-anak yang sholeh dan sholehah. Carilah yang baik agamanya dan kecantikannya sesuai dengan keinginan kita. Tidak sekedar main "embat" saja. Insya Allah akan menjadi rumah tangga yang barokah.
Akhrie Robbani
Cairo, 19 September 2011
Saat-saat merindukan hadirnya sang bidadari ^_^

 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

 
 Postingan
Postingan
 
 
0 komentar:
Posting Komentar