Saatnya Bergerak Kawan!

Selasa, 20 September 2011

Sudah beberapa hari ini pikiran saya tidak karuan, rasa ada yang mengganjal di dalam hati. Setiap kali selesai sholat saya berdoa kepada Allah agar diberi ketenangan batin. Agar saya bisa tetap semangat menjalani hari-hari di dalam ketaatan. Karena sering kali jika diri kita dalam kefuturan, ada dorongan dan bisikan untuk selalu melakukan maksiat. Semoga Allah tetap memberikan kita keistiqomahan dalam menapakai jalan yang Ia ridhoi ini.

Sepulang dari sholat isya di masjid As salam. Saya mencoba menghibur diri dengan berjalan-jalan menyelusuri toko-toko yang ada di kawasan Swesry A. Itung-itung cari makanan buat pengganjal perut malam ini. Maklum anak rantau harus selalu siap dengan segala kondisi. Terkadang banyak uang bisa makan enak, tapi kadang juga harus rela berpuasa berhari-hari demi mengirit uang saku. Ala kuli hal semuanya akan menjadi pelajaran yang berharga buat masa depan nanti.

Malam mulai beranjak larut ke peraduannya. Lalu lalang mobil di jalan raya kota Kairo masih terdengar jelas dari atas flat yang saya tempati. Dalam hati saya berkata: Habis sholat isya enaknya ngapain yha? Saya tidak ingin waktu terbuang percuma, akhirnya saya mencoba membuka dan membaca sebuah buku yang berjudul "Ma'alim Ar Rojulah fil Islam" yang ditulis oleh Ustad Na'im Yusuf.


Saya membaca bab yang diberi judul oleh penulis "Al Ijabiah wa Dzatiah". Kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia kira-kira artinya optimis dan subyektif. Yha, seorang muslim sejati memahami dengan sadar tugas dan tanggung jawabnya di atas dunia ini. Selain itu juga muslim hakiki mempunyai peran penting sebagai khalifatullah di muka bumi. "Inni jailun fil ardhil kholifah".

Dari ayat ini dapat kita simpulkan bahwa seorang khalifah di muka bumi tidak boleh lemah dan loyo dalam menjalankan tugasnya. Akan tetapi ia harus optimis dan aktif dalam mengatur, memperbaiki dan memakmurkan bumi Allah.

Seorang muslim yang memiliki sifat al ijabi mempunyai daya peka yang sangat tinggi. Seperti khalifah Umar bin Khattab yang hanya memakai pakaian yang sangat tipis di saat musim dingin. Ketika ditanya oleh sahabat Ali kenapa memakai pakaian yang tipis. Ia menjawab "Aku ingin merasakan bagaimana yang dirasakan oleh rakyatku yang miskin. Subhanallah, inilah tipe pemimpin yang didambakan oleh umat. Pemimpin yang juga ikut merasakan kesususahan rakyatnya. Semoga Allah menyayangimu wahai Amirul mukminin. 

Maka dari itu tak ada alasan bagi kita untuk berleha-leha dan santai. Masih banyak PR umat yang mesti kita lakukan bersama. Tak ada lagi cerita bermalas-malasan, sudah saatnya kita bergerak! Karena ummat yang sedang menantikan kiprah pemuda-pemudi Islam. Kalau bukan kita, siapa lagi?!

Banyak faktor dan alasan kenapa kita mesti bergerak. Saya jadi teringat dengan syair imam Syafi'i yang mengatakan bahwa air yang tidak bergerak itu akan menjadi rusak. Begitu juga dengan motto "syaikhut tarbiyah" Ust. Rahmat Abdullah yang mengatakan “Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu. Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu.Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu.Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu. Tetaplah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu.”

Faktor yang paling pertama dan utama yang menjadikan kita untuk terus bergerak adalah ketaatan kepada Allah dan Rasulnya. "Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik." (QS. Ali Imran: 110)

Kedua: Cinta kepada manusia dan khawatir akan ancaman neraka terhadap mereka. "Sesungguhnya Aku melihat kamu dalam keadaan yang baik (mampu) dan Sesungguhnya Aku khawatir terhadapmu akan azab hari yang membinasakan (kiamat)." (QS. Hud: 84)

Ketiga: Rakus terhadap kebaikan dan pahala. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi: Sesungguhnya Allah, para malaikatnya dan penduduk langit dan bumi sampai semut di dalam lobang dan ikan paus di lautan berselawat kepada orang yang selalu mengajak kepada kebaikan.

Keempat: Merajalelanya kemungkaran. Apakah kita masih tetap diam dan melongoh terhadap kemungkaran yang terjadi setiap hari di depan mata kita. Lihat saja iklan dan sinetron tv kita, hampir semuanya mempertontonkan aurat wanita. Maka nggak heran setiap hari kita mendengar kasus pemerkosaan, perzinahan di mana-mana. Sudah saatnya kita bergerak! Mencurahkan segala kemampuan kita untuk perbaikan umat.

Kelima: Aktivitas ahli kebatilan untuk menyesatkan manusia. Zaman sekarang orang tidak lagi takut untuk berbuat kejahatan dan dosa. Bahkan diantara mereka ada yang merasa bangga melakukan kebatilan. Lalu kenapa kita ahlul haq malu untuk berbuat kebaikan saja, malu menampakkan identitas keislaman kita. Maka ini alasan kenapa kita harus bangkit melawan dan membendung aktivitas-aktivitas ahli kebatilan. "Idza ja'al haq wa zohaqol batil". Insya Allah.

Keenam: Luka dan darah kaum muslimin di berbagai belahan dunia. Sampai detik ini masih saja kita melihat tontonan kebiadaban Zionis Israel di tanah Palestina. Kini somalia kembali terkoyak dengan perang saudara dan dilanda kelaparan dan kekeringan. Afghanistan, Checnya, Kosovo, Khasmir, Turkistan dan bumi Islam lainnya yang masih di bawah penjajahan kaum kuffar.

Ketujuh: Banyaknya kewajiban dan sedikitnya waktu yang tersedia. Maka sebab itu seorang dai harus segera bergerak dengan segala kemampuannya. Tak ada lagi waktu untuk bersantai-santai. Imam Ahmad mengatakan bahwa istirahat kita ketika kaki kita menginjakkan syurga. Di sanalah tempat kita beristirahat yang sebenarnya.

Akhrie Robbani
Bumi Cleopatra, 20 September 2011





0 komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright 2010-2011 Generasi Rabbani All Rights Reserved.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.