Malam itu begitu dingin menusuk tulang. di luar sana cuaca sangat tidak bersahabat. Saya mencoba menguatkan diri untuk berangkat untuk mabit malam ini. Meskipun badan terasa panas dingin. Akhirnya kuterobos malam dengan jaket apa adanya menuju rumah salah seorang asatidz. Sebab malam ini saya diminta untuk menyampaikan materi "ihtimam bi amril muslimin" di hadapan kawan-kawan peserta mabit malam itu. Walaupun pada awalnya saya sedikit menolak, dikarenakan nggak ada persiapan. Setelah lama dilobi sama murobbi akhirnya bismillah saya siap.
Sebenarnya ini juga ajang latihan bagi diri saya untuk bisa berbicara di depan umum. Dakwah kita ini tidak mungkin bisa disampaikan oleh orang-orang yang minder dan pengecut. Keberanian berbicara di depan umum adalah sebuah keniscayaan bagi aktivis dakwah. Gimana mau dakwah? kalau ngomong and ngajak orang lain kepada kebaikan saja tidak mau! Begitu kukatakan pada diri sambil ngasih motivasi. Chayo...Akhri :-D
Memang sih kadang kalau ngomong depan orang rame rada grogi, apalagi kalau belum terbiasa. Bisa keluar keringat satu ember tuh (hehehe). Makanya kita dalam dakwah ini dituntut untuk selalu aktif ngomong di setiap liqo'. Karena dengan latihan seperti itu akan membuat kita berani dan terbiasa berbicara di depan umum. Kadang saya juga mikir, kenapa yha...orang-orang sekuler sangat berani dan lantang dalam berbicara? kenapa kita yang ditarbiyah tidak berani mengatakan yang haq. Saatnya yang haq bicara!
Menurut saya ada beberapa skill yang harus dimiliki para aktivis dakwah. Yha, salah satunya skill berbicara di depan umum, dan itu butuh pembiasaan. Nggak mungkin langsung bica cas cis cus di depan orang rame tanpa ada proses. Nah, proses itulah yang harus kita jalani untuk bisa menjadi pembicara yang handal. Kita ingin orang-orang yang bicaranya didengar dan memberikan pengaruh kepada orang lain.
Jika kita sudah pernah berbicara di depan umum, dan omongan kita masih ngelantur alias kadang nggak nyambung dan masih banyak kata-kata "e" atau "anu". Itu biasa akhi...yang penting kita terus mencoba. Kita bukan orang-orang gagal. Sebab bagi orang gagal itu adalah orang yang tidak berani mencoba sama sekali. Saya sering kali memotivasi diri jika omongan saya masih banyak yang salah, saya menghargai diri saya sebab saya sudah berani bicara depan orang rame. Dan itu adalah suatu prestasi yang patut kita banggakan.
Salah satu trik dalam mengambil perhatian pendengar adalah dengan bercerita. So, awali ceramah atau pidato kita dengan sebuah cerita menarik yang penuh hikmah. Makanya banyak dalam al Qur'an kita temukan kisah-kisah para nabi atau umat terdahulu yang bisa diambil pelajarannya. Atau bisa juga dengan cerita pengalaman kita atau teman yang berkaitan dengan tema yang kita bahas. Dengan itu pendengar akan merasa tertarik dan memperhatikan ceramah kita.
Selain itu mimik juga penting, gerakan tangan dan raut muka menggambarkan situasi yang kita bicarakan. Kalau tangan kita cuma diam doank, orang jadi bosan ngeliatnya. Kayak ngeliat patung ngomong aja hehehe. Karena dengan gerakan tangan itu kita menjadi bebas untuk mengalirkan pendapat-pendapat.
Saya perhatikan memang kebanyakan orang-orang yang mempunyai percaya diri tinggi itu adalah orang-orang yang pandai berbicara di depan umum. Dan kebanyakan orang minder adalah orang-orang yang pasif dan tidak mau mengemukakan pendapat. Semua emosinya hanya disimpan di dalam hati.
Rekan-rekan muda...Saatnya kita tampil berani bicara di depan umum. Yang penting dalam berbicara itu hanya PeDe. Yha, kita hanya butuh keberanian dalam menyampaikan kebenaran. Jika tidak sampai kapan dakwah ini akan dimenangkan oleh ahlul haq jika kita masih diam membisu.
Sebenarnya ini juga ajang latihan bagi diri saya untuk bisa berbicara di depan umum. Dakwah kita ini tidak mungkin bisa disampaikan oleh orang-orang yang minder dan pengecut. Keberanian berbicara di depan umum adalah sebuah keniscayaan bagi aktivis dakwah. Gimana mau dakwah? kalau ngomong and ngajak orang lain kepada kebaikan saja tidak mau! Begitu kukatakan pada diri sambil ngasih motivasi. Chayo...Akhri :-D
Memang sih kadang kalau ngomong depan orang rame rada grogi, apalagi kalau belum terbiasa. Bisa keluar keringat satu ember tuh (hehehe). Makanya kita dalam dakwah ini dituntut untuk selalu aktif ngomong di setiap liqo'. Karena dengan latihan seperti itu akan membuat kita berani dan terbiasa berbicara di depan umum. Kadang saya juga mikir, kenapa yha...orang-orang sekuler sangat berani dan lantang dalam berbicara? kenapa kita yang ditarbiyah tidak berani mengatakan yang haq. Saatnya yang haq bicara!
Menurut saya ada beberapa skill yang harus dimiliki para aktivis dakwah. Yha, salah satunya skill berbicara di depan umum, dan itu butuh pembiasaan. Nggak mungkin langsung bica cas cis cus di depan orang rame tanpa ada proses. Nah, proses itulah yang harus kita jalani untuk bisa menjadi pembicara yang handal. Kita ingin orang-orang yang bicaranya didengar dan memberikan pengaruh kepada orang lain.
Jika kita sudah pernah berbicara di depan umum, dan omongan kita masih ngelantur alias kadang nggak nyambung dan masih banyak kata-kata "e" atau "anu". Itu biasa akhi...yang penting kita terus mencoba. Kita bukan orang-orang gagal. Sebab bagi orang gagal itu adalah orang yang tidak berani mencoba sama sekali. Saya sering kali memotivasi diri jika omongan saya masih banyak yang salah, saya menghargai diri saya sebab saya sudah berani bicara depan orang rame. Dan itu adalah suatu prestasi yang patut kita banggakan.
Salah satu trik dalam mengambil perhatian pendengar adalah dengan bercerita. So, awali ceramah atau pidato kita dengan sebuah cerita menarik yang penuh hikmah. Makanya banyak dalam al Qur'an kita temukan kisah-kisah para nabi atau umat terdahulu yang bisa diambil pelajarannya. Atau bisa juga dengan cerita pengalaman kita atau teman yang berkaitan dengan tema yang kita bahas. Dengan itu pendengar akan merasa tertarik dan memperhatikan ceramah kita.
Selain itu mimik juga penting, gerakan tangan dan raut muka menggambarkan situasi yang kita bicarakan. Kalau tangan kita cuma diam doank, orang jadi bosan ngeliatnya. Kayak ngeliat patung ngomong aja hehehe. Karena dengan gerakan tangan itu kita menjadi bebas untuk mengalirkan pendapat-pendapat.
Saya perhatikan memang kebanyakan orang-orang yang mempunyai percaya diri tinggi itu adalah orang-orang yang pandai berbicara di depan umum. Dan kebanyakan orang minder adalah orang-orang yang pasif dan tidak mau mengemukakan pendapat. Semua emosinya hanya disimpan di dalam hati.
Rekan-rekan muda...Saatnya kita tampil berani bicara di depan umum. Yang penting dalam berbicara itu hanya PeDe. Yha, kita hanya butuh keberanian dalam menyampaikan kebenaran. Jika tidak sampai kapan dakwah ini akan dimenangkan oleh ahlul haq jika kita masih diam membisu.
Akhrie Robbani

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

 
 Postingan
Postingan
 
 
0 komentar:
Posting Komentar