Bismillah...
Akhir-akhir ini saya merasa tidak semangat dalam menulis, alasannnya saya merasa tulisan saya belum ada apa-apanya dengan tulisan orang lain yang jauh lebih keren. Sehingga saya selalu kesusahan dalam mencari tema apa yang bagus untuk ditulis. Inilah salah satu yang membuat saya berhenti menulis beberapa hari. Tapi tiba-tiba saya mencoba kembali menata hati untuk apa sebenarnya saya menulis, apakah hanya untuk mencari pujian dan komentar orang lain terhadap tulisan saya. Ya Allah...
Ust. Fauzil Adhzim dalam bukunya "Inspiring Word for Writers" mengatakan bahwa sering kali yang membuat ujung pena terhenti menuangkan kata adalah keinginan untuk melahirkan tulisan yang banyak disanjung orang, sementara yang memecah kebuntuan adalah sikap apa adanya dalam menuturkan kebenaran."
Akhir-akhir ini saya merasa tidak semangat dalam menulis, alasannnya saya merasa tulisan saya belum ada apa-apanya dengan tulisan orang lain yang jauh lebih keren. Sehingga saya selalu kesusahan dalam mencari tema apa yang bagus untuk ditulis. Inilah salah satu yang membuat saya berhenti menulis beberapa hari. Tapi tiba-tiba saya mencoba kembali menata hati untuk apa sebenarnya saya menulis, apakah hanya untuk mencari pujian dan komentar orang lain terhadap tulisan saya. Ya Allah...
Ust. Fauzil Adhzim dalam bukunya "Inspiring Word for Writers" mengatakan bahwa sering kali yang membuat ujung pena terhenti menuangkan kata adalah keinginan untuk melahirkan tulisan yang banyak disanjung orang, sementara yang memecah kebuntuan adalah sikap apa adanya dalam menuturkan kebenaran."
Banyak orang sebenarnya yang ingin bisa menulis. Tapi selalu mandek dalam menulis dikarenakan ia merasa tulisannya tidak sebagus orang lain, persis seperti apa yang saya rasakan beberapa hari yang lalu. Kenapa untuk menuturkan kebenaran saja kita harus repot-repot mencari kata-kata yang kita anggap "nyastra". Yha, tuliskan aja apa adanya, sesuai dengan kebenaran itu.
Kalau kata Mbak Helvy Tiana Rosa "Yang penting tulisanmu tidak merusak orang lain". Artinya tulisan yang kita tulis mengajak orang lain kepada kebaikan walaupun tulisan kita belum sebagus penulis hebat lainnya. Dan yang paling penting dalam menulis juga adalah jangan pernah hiraukan tata bahasa dalam menulis, alirkan saja semua ide yang ada dalam otakmu. Setelah semua tulisan selesai barulah kita mengeditnya.
Tulisan yang bagus adalah tulisan yang benar-benar berasal dari suara hati. Sebab jika sesuatu yang datang dari hati maka akan kembali ke hati juga. Lalu kenapa kita harus susah-susah mencari ide untuk menulis. Tuliskan saja apa yang kita lihat, kita rasakan, kita dengar dan kita yakini.
Mulai saat ini cobalah menulis dengan gaya apa adanya. Nggak usah minder dengan tulisan orang yang lebih keren dari pada kita. Semuanya butuh proses. Mereka yang sekarang hebat menulis juga seperti kita saat ini. Tapi mereka selalu komitmen dalam menulis sehingga tulisan mereka semakin lama semakin keren. Ibarat pedang yang jika selalu di asah maka semakin tajam.
Sobat muslim, Nulis Yuk... karena semua kita akan mati, hanya tulisan-tulisan kita yang bisa dibaca oleh orang lain setelah kita tak ada lagi di muka bumi ini. Jika tulisan itu baik dan orang yang membacanya menjadi sadar dengan tulisan kita. Maka pahalanya akan selalu mengalir tanpa henti meskipun kita tak ada lagi di atas dunia ini.
Lihat saja ulama-ulama kita dulu, seperti Imam Syahid Hasan Al Banna, Sayyid Qutub, Imam Syafi'i, Ibnu Taimiyah, dan ulama besar-besar lainnya. Seandainya mereka tidak menulis, mungkin kita takkan kenal dengan nama-nama mereka. Wallahu'alam
Semoga Allah bangkitkan kekuatan melalui tiap kata yang mengalir dari ujung jemari kita...Ameen.

 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

 
 Postingan
Postingan
 
 
0 komentar:
Posting Komentar